SEBANYAK 41.872 siswa SMP dari berbagai sekolah di Surabaya, Senin (17/4) awal pekan ini mulai mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
Penyelenggaraan USBN di Surabaya telah 100 persen berbasis komputer seperti halnya, pelaksanaan UNBK.
Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Ikhsan seperti dikutip dari surabaya.go.id mengutarakan USBN kali ini diikuti sebanyak 374 SMP dan MTs se-Surabaya. Menurutnya, berbagai persiapan telah disediakan termasuk menyediakan help desk yang dimonitor langsung oleh para proktor utama di Posko USBK/UNBK di kantor Dispendik Surabaya.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut menjelaskan bahwa melalui posko yang terletak di ruang Kartini kantor Dispendik koordinasi setiap saat dilakukan oleh para proktor.
Menurutnya jika ada kendala pada proktor sekolah dapat ditangani oleh proktor inti, kemudian jika proktor inti mengalami kendala juga maka pintu terakhir yakni terletak pada proktor utama.
“Agar selalu terhubung dengan sekolah-sekolah penyelenggara kami berkoordinasi melalui media sosial Telegram, dengan koordinasi yang matang diharapkan pelaksanaan USBN dan UNBK nanti dapat berjalan dengan lancar”, jelas Ikhsan.
Sementara Kepala SMPN 3 Budi Hartono di laman yang sama mengungkapkan USBN di sekolahnya dilaksanakan dalam tiga sesi perhari, ada 120 komputer yang siap melayani para siswa mengikuti ujian. Ia berharap dengan menggunakan sistem USBN berbasis komputer 301 siswa kelas IX yang mengikuti ujian dapat memperoleh prestasi.
“Prestasi merupakan salah satu ukuran hasil belajar. Namun lebih dari itu, siswa harus mampu berkompetensi secara sehat dan jujur”, tutur Budi.
Tidak hanya itu, dalam menghadapi hari pertama USBN, Budi mengajak para siswanya untuk rileks sebelum mengikuti ujian dengan kegiatan doa bersama serta relaksasi.
Dalam konsep USBN berbasis komputer, jenis soal terdiri atas pilihan ganda dan esai. Jumlah pilihan ganda dikurangi, tidak seperti UN atau Ujian Nasional yang seluruhnya merupakan pilihan ganda. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendeteksi kemampuan berpikir kritis para siswa. USBN dilaksanakan tanpa kertas atau paperless sehingga menghemat anggaran. ***