PADA tahun 2023 ini, ada delapan kelurahan di Kota Batam sudah bebas stunting. Hal itu diungkapkan Ketua Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Batam, Amsakar Achmad, Rabu (12/7/2023).
Menurut Wakil Wali Kota Batam itu, ada peningkatan dua keluarahan dibanding pada tahun 2022 terjadi, dimana baeu enam kelurahan yang bebas daei stunting.
Dia mengatakqn Kota Batam telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk menekan angka stunting, yaitu dengan melakukan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang, pemberian makanan bergizi pada balita, dan pembinaan, serta pelatihan bagi kader posyandu dan kader kelurahan siaga.
“Dengan dukungan 1.600 orang tenaga pendamping kemudian 21 puskesmas juga kita dorong untuk membuat posting-posting kreatif terkait penangan stunting selain penanganan rutinnya, dan setelah itu kita juga kerja sama dengan berbagai ormas,” ujarnu.
Ia menjelaskan, kerja sama antara tim pendamping keluarga, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, puskesmas, TNI, dan BKKBN telah memperkuat upaya pencegahan stunting.
Menurutnya, mereka berperan penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, pemantauan kesehatan anak, serta memberikan dukungan dan akses kepada ibu hamil dan balita.
“Mudah-mudahan dari waktu-waktu ini bisa diminimalisir, dan caranya adalah bergerak bersama seluruh tim yang sudah masuk dalam percepatan penurunan stunting, memberikan pemahaman lebih awal kepada anak-anak, calon pengantin dan memasifkan informasi kepada remaja terkait stunting,” kata Amsakar.
Ia menambahkan capaian Kota Batam dalam penanganan stunting ini tidak hanya berdampak positif pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan mental mereka.
“Dalam konteks pembangunan kota yang berkelanjutan, kesehatan anak merupakan salah satu prioritas utama kita. Kita ingin memastikan setiap anak memiliki kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang. Prestasi ini menunjukkan bahwa upaya kolektif dapat mencapai hasil yang luar biasa,” tutupnya.
(*/ade)