PROYEK pembangunan gedung baru Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam yang telah dimulai sejak akhir tahun 2016 lalu, saat ini masih terus digesa untuk mengejar target penyelesaian.
Targetnya, pembangunannya akan selesai di awal tahun 2019 mendatang.
Proyek pembangunan gedung dan instalasi ini sendiri, saat ini sudah berjalan 69 persen memasuki tahap penyelesaian.
Gedung baru ini, direncanakan akan dikhususkan untuk menjadi instalasi untuk penyakit jantung dan otak yang bekerjasama dengan dua rumah sakit spesialis yang telah menjadi rujukan untuk kedua penyakit tersebut.
“Untuk proses pengerjaan telah mencapai 69 persen, dan saat ini kami dari RSBP Batam sedang dalam masa konsolidasi untuk mencari partner bisnis dan kerjasama. Untuk saat ini kerjasama dengan Rumah Sakit Gatot Subroto spesialis khusus jantung, dan Rumah Sakit Harapan Kita spesialis khusus penyakit otak, sudah memasukki tahap final untuk mendukung RSBP Batam menjadi Rumah Sakit tingkat Nasional,” ujar Direktur RSBP Batam, Sigit Riyarto, Senin (12/03/2018) saat ditemui di RSBP Batam.
Walau menjadi salah satu Rumah Sakit milik Pemerintah, namun Sigit menegaskan bahwa RSBP Batam bukan termaksud menjadi salah satu bagian dari BUMN.
Sehingga saat ini rumah sakit yang dinaungi langsung oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam itu, tengah mencari investor untuk proses penyelesaian pembangunan salah satu instalasi lainnya yang tengah direncanakan oleh mereka.
Ia bahkan menambahkan, adanya desain pembangunan gedung baru untuk penyakit jantung dan otak ini akan menggunakan interior dan konsep seperti rumah sakit swasta ternama lainnya.
“Jadi nanti untuk di lobi rumah sakit sendiri akan kita desain seperti di hotel, tapi tidak hanya fasilitas dan desain ruangan saja yang kami tekankan disini ialah perubahan pelayanan yang akan diberikan kepada para pasien,” lanjut Sigit.
Adanya perbaikan pelayanan ini dimaksudkan untuk merubah image dari rumah sakit pemerintah yang identik dengan pelayanan yang kurang maksimal.

Dengan kerjasama dengan dua rumah sakit speseialis tersebut, managemen RSBP Batam ingin merubah hal tersebut dan memberikan pelayanan rasa rumah sakit swasta kepada seluruh pasien. Terutama pasien yang menggunakan kartu BPJS Kesehatan.
Pihak BP Batam sendiri mendesain gedung baru ini menjadi rumah sakit khusus penyakit jantung dan otak. Harapannya, ini bisa menjadi salah satu rumah sakit rujukan. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga untuk Warga negara asing dari Malaysia dan Singapura.
“Selain pembangunan gedung, baru kita juga akan membeli unit Magnetic resonance imaging (MRI), unit yang digunakan khusus untuk mendeteksi penyakit otak. Untuk harga satu unit MRI ini sendiri mencapai angka yang fantastis mencapai Rp 30 miliar,” lanjutnya.
Selain itu, pemilihan menjadikan RSBP Batam menjadi rujukan khusus penyakit jantung dan otak karena tren penderita dua penyakit ini setiap tahunnya mengalami peningkatan.
“Penyakit ini sendiri biasanya dipicu oleh gaya hidup terutama dari kalangan pemuda yang memulainya dengan mengkonsumsi rokok, saat ini saja kami di RSBP Batam saja dalam satu tahun sudah menerima 400 pasien jantung baik yang hanya konsultasi maupun yang akan menjalani operasi,” ungkapnya.
Peningkatan pasien penyakit jantung dan otak di Batam dan Kepulauan Riau yang ditangani oleh RSBP Batam, juga sempat menyebabkan kesulitan terutama di bagian dokter spesialis. Untuk penyakit jantung, RSBP hanya memiliki 1 dokter spesialis. Sementara untuk penyakit otak RSBP memiliki 2 orang dokter spesialis.
“Untuk kerjasama yang akan kita lakukan dengan dua rumah sakit spesialis itu, tidak hanya di bagian sumber daya manusia, tapi juga manajerial rumah sakitnya. Juga dengan penambahan dokter spesialis yang telah disetujui oleh Kenterian Kesehatan yang akan menugaskan beberapa dokter spesialis baru di rumah sakit tersebut,” katanya.
(*/GoWest.ID)