KABUPATEN Hulu Sungai Tengah, Kalimatan Selatan memiliki satu usaha kerajinan tangan yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain. Warga Desa Bangkal, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Asmari menggeluti usaha pembuatan payung raksasa.
Payung ini biasanya digunakan para pedagang kaki lima untuk melindungi jualannya dari hujan dan panas terik matahari.
Asmari mengungkapkan, pesanan dan pengiriman payung raksasa buatannya tidak mengenal musim, tidak hanya di Kalimantan Selatan, tetapi juga sampai ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Padahal dia membuatnya hanya sendiri.
“Karena saya mengerjakan hanya sendiri, kadang-kadang kerepotan untuk memenuhi pesanan. Sehari hanya 3 sampai 4 buah payung yang dapat saya buat,”katanya seperti yang dikutip dari hulusungaitengahkab.go.id.
Usaha itu telah digeluti Asmari sejak 20 tahun yang lalu. Dia mengatakan, usaha ini warisan turun temurun dari mertuanya, Siti Rukiani, yang sekarang sudah tua dan tidak mampu lagi untuk bekerja.
“Harga satu payung jika bahannya plastik adalah Rp120 ribu, tapi jika bahannya terpal harganya lebih mahal yaitu Rp200 ribu, sedangkan kalau hanya reparasi atau perbaikan separo harga Rp50-60 ribu,” tutur Asmari.
Menurut dia, payung buatannya tahan dari tiupan angin kencang dan jauh lebih kuat dari payung buatan pabrikan, karena bahan yang digunakan adalah paring batung dan kayu lurus pilihan dengan teknik perakitan yang sangat hati-hati. ***