ORANG Batam kenal nama Temenggung Abdul Jamal sebagai nama Gelanggang Olahraga (Gelora). Ada yang sudah tahu tentang sejarah Tumenggung Abdul Jamal? Literasi tentang sejarah tokoh yang satu ini, sampai sekarang masih sangat minim didapat.
Yang diketahui, Tumenggung Abdul Jamal adalah seorang bendahara Kerajaan Melayu Riau yang berkuasa di wilayah Bulang Lintang, Kecamatan Bulang, Batam dan di pulau-pulau di sekitarnya pada masa silam.
Makam Tumenggung Abdul Jamal masih bisa dijumpai di Selatan Pulau Batam.
Di kawasan tersebut juga terdapat beberapa makam lain yang diyakini sebagai keluarga Tumenggung Abdul Jamal. Antara lain istrinya raja Maimunah. Masyarakat juga masih bisa melihat beberapa benda pusaka seperti keris, pedang, tombak, bejana dan barang lain milik Tumenggung Abdul Jamal.

Makam Tumenggung Abdul Jamal berada di sebuah pulau kecil di sebelah Selatan Pulau Batam bernama Pulau Bulang Lintang. Dari berbagai catatan, Tumenggung Abdul Jamal adalah seorang bendahara kerajaan melayu Riau yang berkuasa di wilayah Bulang Lintang, Batam dan pulau-pulau di sekitarnya.
Temenggung Abdul Jamal, menyandang jabatan Temenggung atau penguasa daerah yang ditunjuk Sultan Johor-Riau. Dalam catatan sejarah, Temenggung Abdul Jamal lahir pada 1720. Ia adalah putra dari Tun Abbas, Datuk Bendahara Kerajaan Johor-Riau.
Pulau Bulang telah dijadikan sebagai basis daerah perintah Temenggung sejak tahun 1722 hingga 1811, Pulau Bulang, juga telah menjadi satu kurnia Sultan Sulaiman Badrul AlamSyah (sultan Riau yang pertama) bagi keluarga Temenggung Riau-Johor.
Sejak tahun 1722 pulau ini telah dijadikan “markas besar” keluarga Temenggung yang merupakan cabang kecil dinasti Bendahara yang memerintah Riau-Lingga-Johor-dan Pahang.
Sejarah singkat kehidupan Temenggung Abdul Jamal tidak akan didapat para peziarah. Baik dari informasi tertulis ataupun dari mulut ke mulut masyarakat tempatan.
Namun keberadaan pulau dan makam yang menjadi warisan sejarah kebesaran Melayu tersebut terangkum dalam khazanah literature asing baik yang berada di pulau Penyengat maupun Singapura dan Johor.
Pulau Bulang Lintang merupakan satu gugusan pulau di perairan Kota Batam yang berjarak sekitar setengah jam dengan mengarungi selat-selat sempit diantara gugusan pulau disebelah barat Pulau Batam. Untuk menjangkau pulau berpenduduk sekitar 200 kepala keluarga yang umumnya nelayan ini, dapat menumpang “speedboat” dari Pelabuhan Sagulung Batam.
Pulau Bulang sendiri merupakan sebuah pulau kecil yang luasnya sekitar 150 hektare. Ramai disinggahi peziarah menjelang Ramadan. Namun keberadaan warisan sejarah di pulau tersebut tanpa rekam jejak yang dapat memberikan informasi peran penting Pulau Bulang Lintang dan Temenggung Abdul Jamal.
Sebagai salah satu tokoh yang memiliki jabatan penting di Kerajaan Melayu Riau, minimnya literasi tentu sangat di sayangkan. Bahkan, warga pulau Bulang-Lintang sendiri, tempat Tumenggung Abdul Jamal dimakamkan, tak banyak tahu tentang riwayatnya.
M Taha (87) juru kunci makam Tumenggung Abdul Jamal, juga tak tahu secara persis bagaimana riwayat kehidupan Tumenggung Abdul Jamal. Ia hanya mengetahui bahwa makam tersebut biasa ramai di kunjungi para peziarah menjelang bulan Ramadan. Mulai dari peziarah lokal hingga manca Negara. Maklum, kerajaan Melayu Riau memiliki hubungan erat dengan kerajaan Melayu Johor.
Seingat M Taha, sejak dirinya datang ke pulau kecil di perairan Kota Batam itu, sudah ada makam Tumenggung Abdul Jamal. Makam ini berada dalam satu komplek dengan pemakaman isterinya, Raja Maimunah beserta para prajuritnya.
“Saya tak tahu bagaimana beliau meninggal. Karena dulu sebelum saya datang kesini makam ini sudah ada. Dulu cuma satu buah rumah, tak ramai. Dan ini semua masih semak hutan pohon-pohon semua,” ungkap M Taha, juru kunci makam saat ditanya perihal meninggalnya Tumenggung Abdul Jamal.
(*)
🤲🏻 Alhamdulillah 😊🙏🏻🇮🇩