MAYORITAS umat muslim di Indonesia akan merayakan hari raya Idul Fitri 1440 H. pada Rabu (5/6) besok.
Hal itu sesuai keputusan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai pemerintah seusai sidang isbat di Jakarta, Senin petang WIB.
Menurut Lukman, dalam jumpa pers, seluruh perwakilan Kemenang yang disebar ke 105 titik di seluruh Indonesia tidak satu pun berhasil melihat hilal.
Dalam sidang isbat, seorang anggota tim falakiyah Kemenang dari Planetarium Jakarta bernama Cecep Nurwendaya menjelaskan bahwa posisi hilal dilihat bukan cuma dari seluruh wilayah Indonesia tetapi juga dari berbagai negara.
Cecep, seperti diutarakan Lukman, mengungkapkan bahwa posisi hilal berada antara minus 1 derajat 26 menit sampai minus 0 derajat 5 menit. Artinya, dari seluruh wilayah di Indonesia, posisi hilal berada di bawah ufuk.
Dalam sidang isbat pula, para petugas yang disebar Kemenang dan di bawah sumpah yang menyatakan tidak satu pun melihat hilal. “Setidaknya 33 perukyat dari 33 provinsi menyatakan tidak satu pun melihat hilal” tukas Lukman.
Dengan dua dasar itu, lanjut Lukman, pemerintah menggenapkan bulan Ramadan digenapkan menjadi 30 hari. Jadi, pada Selasa (4/6), masyarakat masih berpuasa. “Dengan demikian 1 Syawal 1440 H jatuh pada Rabu 5 Juni 2019,” tutur Lukman.
Sidang isbat ini diikuti oleh para alim ulama, tokoh agama, pemimpin ormas Islam, para pemimpin pondok pesantren, ahli ilmu falak, ilmu astronomi, dan para duta besar negara-negara sahabat. Sidang juga dihadiri oleh para perwakilan Komisi VIII DPR RI.
Adapun sidang isbat ini sudah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam fatwa itu, Menteri Agama memang wajib berkonsultasi dengan MUI dan para ormas Islam dalam menetapkan masa Ramadan, Syawal, dan Hijriah.
Di sisi lain, Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah secara resmi mengumumkan bahwa Idul Fitri 1440 H jatuh pada Rabu (5/6). Keputusan itu diambil setelah belum terlihat hilal setelah dilakukan rukyatul di beberapa lokasi.
“Dengan demikian bulan Ramadan 1440 H adalah 30 hari (istikmal). Atas dasar istikmal tersebut dan sesuai dengan pendapat al madzahibul Arba’ah maka dengan ini PBNU memberitahukan bahwa awal bulan syawal 1440 H jatuh pada Rabu 5 Juni 2019,” demikian siaran pers PBNU pada Senin ini.
Pernyataan resmi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pun mengatakan hal senada. Keputusan itu tertuang dalam maklumat bernomor 01/MLM/1.0/E/2019 tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1440 H yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Jenderal Agung Danarto.
(*)