SETELAH seruan penolakan rencana pembangunan Rumah Sakit Khusus Corona di Ex-Camp Vietnam, Pulau Galang, Kecamatan Galang, Batam, disampaikan oleh LPM Kecamatan Galang, penolakan serupa kini juga disuarakan oleh mahasiswa yang berasal dari Kecamatan Galang.
Mereka yang tersebar di Kota Batam dan Tanjungpinang meminta pemerintah mengkaji besarnya dampak sosial ekonomi yang akan timbul dari rencana tersebut.
“Kalau bicara Corona (COVID-19) ini kenapa harus Galang? Padahal banyak pulau kosong yang lebih cocok. Di Galang itu baru mengembangkan pariwisata, di sana juga ada gong air, tentu akan mengganggu kesehatan masyarakat. Sempat masyarakat taruma siapa yang akan bertanggung jawab,” kata Ketua Umum HMI Komisariat Stisipol RH Tanjungpinang, Firman ketika dihibungi pada Sabtu (7/3).
Firman melanjutkan, pihaknya saat ini masih melakukan komunikasi dan konsolidasi untuk selanjutnya menyusun rencana aksi bersama. Para mahasiswa ini juga menunggu respon pemerintah terhadap seruan penolakan yang disampaikan pada saat sosialisasi yang dilakukan di halaman kantor Kecamatan Galang pada 5 Maret 2020 lalu.
Saat itu, Wakil Walikota Batam, menyampaikan akan melaporkan aspirasi masyarakat Galang yang menolak rencana pembangunan rumah sakit ini.
“Sejauh ini kita jalin komunikasi dan konsolidasi, kita kumpulkan anak-anak Galang di sini, dari Batam sudah bilang ada yang siap bergabung,” kata Firman lagi.
Lebih jauh, Firman juga menyayangkan kenapa rencana pembangunan rumah sakit ini langsung datang dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena perintah langsung tersebut akan memotong alur proses berdirinya rumah sakit sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
“Syarat mendirikan rumah sakit itu 1 tahun perizinan, belum lagi administrasi dan Amdalnya,” kata Firman lagi.
*(Bob/GoWestID)