Seperti dipaparkan di laman BBC Capital, saat berpikir tentang seorang yang supersibuk, kita berpikir telepon yang berdering, banjir email dan jadwal yang berhamburan dengan proyek dan kerja sampingan tanpa henti.
Begitu banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Kadang membuat orang melakukan banyak pekerjaan sekaligus dalam waktu bersamaan.
Namun ternyata menjadi sibuk sering menjadi tanda kehormatan. Anggapan yang umum adalah jika kamu tidak sangat sibuk, kamu bukan orang penting atau tidak bekerja keras.
Hal seperti itulah yang dicoba untuk digambarkan oleh Morgan Spurlock, pembuat film, presiden dan pendiri Warrior Poets Entertainment.
Dalam sebuah tulisannya di jejaring kaum profesional LinkedIn, Spurlock mengatakan begini :
“Saya tak tahu kapan ini terjadi, tapi saat ini kita yakin bahwa menjadi ‘sibuk’ adalah hal yang baik bagi kita.”
Spurlock sendiri mengatakan dia telah “mencabut kata sibuk” dari perbendaharaan kata pribadinya.
“Kami tidak sibuk … kami produktif. Dan ya, memang ada bedanya (antara orang sibuk dan orang produktif).”
Menurut Spurlock, sibuk memberi gambaran tentang orang-orang yang kewalahan mengerjakan banyak hal atau tidak punya waktu untuk mengerjakan hal lain. Sementara itu produktif, masih menurut Spurlock, menggambarkan lingkungan yang penuh dengan tujuan, baik tujuan pribadi dan profesional, dan diakhiri dengan keberhasilan.
Sebuah tempat dimana kita bisa benar-benar menghasilkan sesuatu ketimbang sekadar mengerjakan sesuatu.
SEMENTARA Barbara Hemphill, pendiri Productive Environment Institute sekaligus ahli pengelolaan waktu (time management) menyebutkan di laman fascompany.com bahwa ada tiga perbedaan utama antara orang sibuk dan orang produktif, yaitu:
ORANG PRODUKTIF HANYA MENEMPATKAN TIGA HAL DALAM PERENCANAAN
Orang sibuk mempunyai banyak hal dalam perencanaan
Anda harus jelas dalam menentukan tujuan. Itulah hal yang paling mudah untuk menunjukkan bahwa Anda orang produktif. Pada pagi hari, tanyakan kepada diri sendiri tiga hal apa yang harus diselesaikan pada hari itu.
“Anda harus proaktif sepanjang hari,” ujar Hempbill. Melompat dari satu tugas ke tugas lainnya tanpa arah atau tujuan yang jelas menunjukkan bahwa Anda hanya sibuk bekerja dan cenderung tidak akan menghasilkan apapun.
Mempunyai tiga tujuan teratas di depan mata akan membantu Anda untuk tetap fokus. “Jika Anda tidak segera menyelesaikan tiga hal itu, saat itulah waktunya untuk memulai percakapan dengan diri sendiri karena ada hal yang salah, apakah hal itu memang tidak penting, atau ada alasan mengapa Anda menundanya,” ujar Hempbill.
ORANG PRODUKTIF MENGERJAKAN SATU TUGAS
Orang sibuk mengerjakan banyak
Mengerjakan tiga tugas sekaligus dalam waktu bersamaan mungkin membuat Anda merasa superproduktif, namun riset menunjukkan bahwa sebenarnya Anda adalah multitasker yang sangat buruk.
Salah satu riset menunjukkan bahwa orang yang secara terus menerus dibombardir dengan sederet informasi akan kesulitan untuk memusatkan perhatian, kesulitan mengingat informasi, dan berganti dari satu tugas ke tugas lainnya. Ini berbeda dengan orang yang hanya memusatkan ke satu tugas saja dalam satu waktu. Bahkan, mengerjakan banyak tugas sekaligus ternyata justru bisa merendahkan IQ.
Riset yang dilakukan University of London seperti dilansir laman talentsmart.com mengungkapkan bahwa orang yang mengerjakan banyak tugas sekaligus ternyata mengalami penurunan skor IQ mirip seperti yang dialami oleh para pengisap mariyuana atau orang yang begadang semalaman.
Sementara itu orang yang memusatkan hanya pada satu tugas dalam satu waktu ternyata lebih produktif karena benar-benar terbenam dalam satu tugas saja.
Jika pikiran kamu mulai mengembara dari satu tugas ke tugas lainnya, Hempbill menyarankan agar kamu menuliskan pikiran itu sehingga tugas itu keluar dari kepala sehingga kamu bisa kembali fokus kepada tugas utama.
ORANG PRODUKTIF MENGATAKAN “YA” SECARA STRATEGIS
Orang sibuk mengatakan ya untuk semua hal
Meningkatkan produktivitas artinya menghindari kecenderungan untuk mengiyakan semua tugas yang diberikan orang lain. Hemphill mengatakan orang produktif berpikir tentang akibat dari mengiyakan dan hanya mengambil tugas yang akan membantu menyelesaikan tujuan utama mereka.
Menghindari mengatakan ya dengan cara memikirkannya beberapa saat. Mintalah informasi lebih banyak tentang tugas itu, tenggat waktu, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
“Cobalah hitung kembali rincian tugas itu, kemudian sampaikan bahwa kamu akan kembali ke si pemberi tugas.
DENGAN cara begitu, kamu mempunyai waktu bagaimana mengatakan ya sesuai dengan prioritas tugas utama kamu. Jika ternyata tugas baru itu tidak sesuai dengan tugas utama, tolaklah tugas itu dengan mengatakan tidak,” pungkas Hempbill. ***