NEGARA-negara Barat yang tergabung dalam Uni Eropa serta Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi terhadap Rusia, menyusul keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua republik separatis di Ukraina Timur.
Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi yang dapat memangkas akses Rusia ke pasar dan modal blok itu. Sanksi ini merupakan respons atas keputusan Rusia untuk mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk.
Para pemimpin Uni Eropa, Ursula von der Leyen dan Charles Michel, mengumumkan langsung rencana penjatuhan sanksi itu melalui pernyataan bersama pada Selasa (22/2).
“[Sanksi ini akan membatasi] kemampuan Rusia untuk mengakses modal dan pasar finansial juga layanan Uni Eropa, dan membatasi pendanaan kebijakan yang agresif,” demikian pernyataan UE yang dikutip AFP.
Mereka menjabarkan, ada empat ranah yang jadi target sanksi. Target itu mencakup pejabat yang terkait dengan keputusan Rusia, juga pihak terlibat perdagangan ke Donetsk dan Luhansk.
“Mereka yang terlibat dalam keputusan ilegal, (menjalin hubungan) perdagangan dengan wilayah itu, bank yang membiayai militer Rusia, dan operasi lain di wilayah tersebut,” demikian pernyataan mereka.
Menurut pernyataan tersebut, Uni Eropa telah mempersiapkan sanksi dan bersedia mengadopsi langkah-langkah tambahan di tahap selanjutnya jika diperlukan, sesuai perkembangan situasi.
Sanksi itu muncul sebagai tanggapan atas pengakuan Putin terhadap wilayah Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka. Putin kemudian mengerahkan pasukan ke wilayah Ukraina timur itu dengan dalih menjaga perdamaian.
Pemerintah Ukraina menganggap keputusan Putin hanya alasan agar bisa melakukan agresi militer lebih lanjut.
Negara lain juga menganggap pengerahan itu sebagai invasi, mengingat Luhansk dan Donetsk masih bagian resmi Ukraina.
Sementara itu, Senat Amerika Serikat (AS) tengah menyusun daftar tindakan yang disebutnya “induk dari semua sanksi” dan Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Putin “belum pernah melihat sanksi seperti yang akan saya jatuhkan”.
Presiden AS Joe Biden melarang investasi baru, perdagangan, dan pembiayaan oleh Amerika di daerah-daerah tersebut. “Ini bukan sekadar mengenai keamanan Rusia. Ini adalah serangan terhadap kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina,” kata pejabat senior di Gedung Putih.
(*)
sumber: CNNIndonesia.com | VOA.id