WARGA Batam masih harus bersabar sementara waktu, karena pemadaman listrik diperkirakan masih akan berlanjut hingga 6 April mendatang.
Penyebabnya karena salah satu pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Panaran, yang dikelola oleh Mitra Energi Bersama (MEB) belum masuk dalam sistem kelistrikan. PLTG Panaran memiliki kapasitas 56 Megawatt (MW).
“Unit yang besar ini masih mengalami gangguan. Tapi kita sudah lakukan pemeliharaan, hanya saja unit tersebut butuh sparepart baru, dan barangnya tidak tersedia di Indonesia,” kata Corporate Secretary Bright PLN Batam, Hamidi Hamid, Senin (21/3) di Batam Centre.
Karena hal tersebut, PLN Batam mengalami defisit daya sebesar 25 MW, kecuali Sabtu dan Minggu. Secara keseluruhan, daya yang tersedia di Maret capai 470 MW, dan saat beban puncak mencapai 495 MW. “Sifatnya kondisional. Kalau cuaca panas, maka beban naik, ini yang sebabkan defisit terjadi,” jelasnya.
Kabarnya, sparepart tersebut datang dari Kanada. PLN Batam masih menunggk kedatangan sparepart tersebut, agar PLTG Panaran bisa segera masuk ke sistem.
“Di awal puasa nanti ada sedikit kendala. Tapi maksimal sebelum 6 April, tidak ada kendala lagi. April nanti sudah ada reset margin, ada cadangan daya sekitar 45 MW. Tapi itu kondisinya belum aman, karena jika ada pembangkit yang trip lagi, maka defisit daya bisa terjadi lagi,” jelasnya.
Untuk antisipasi defisit daya, PLN Batam memberdayakan PLTD di Baloi. Dari 4 unit yang tersedia, dua unit berkapasitas 15 MW sudah masuk ke sistem kelistrikan. Sedangkan dua unit lagi masih dalam tahapan comissioning atau tahapan pengujian operasional (leo).