INDEKS Kualitas Program Siaran yang diluncurkan Komisi Informasi Pusat (KIP) bersama Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) mencatatkan program siaran berita televisi menempati posisi terendah.
Para responden menilai aspek independensi berita televisi dengan poin 3,11 sedangkan keberimbangan berita meraih poin 3,12.
” Ini menjadi poin utama yang harus terus diperhatikan stasiun televisi. Kenapa makin lama makin menurun,” ucap Ketua KPI Pusat, Yuliandre Darwis, saat rilis Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode IV Tahun 2016, di Hotel Ibis, Jakarta, seperti dilansir laman dream.co.id Senin, 5 Desember 2016 kemarin.
Dibanding survei periode ketiga pada September-Oktober 2016, program televisi bertema berita secara keseluruhan menurun 0,2. Khusus indikator independensi, tercatat penurunan sebesar 0,20 dan keberimbangan berita 0,22.
Berdasarkan pendapat panel para ahli mengenai indikator kualitas program berita, aspek lain yang perlu mendapatkan perhatian stasiun televisi yaitu akurasi dan porsi pemberitaan. Pada porsi pemberitaan, informasi yang kerap ditampilkan stasiun televisi masih berkutat mengenai masalah-masalah di wilayah Jakarta.
” Pemberitaan di media cenderung Jakarta-sentris,” kata Ketua Bidang Koordinator Penelitian ISKI, Endah Murwani.
Independensi berita ini turut menjadi poin penting yang dibahas. Sebab, faktor ini menyangkut kondisi yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat.
Untuk pemberitaan terkait isu kasus dugaan penistaan agama dan aksi makar, kata Endah, hasilnya akan disampaikan pada periode kelima survei di Desember 2016. KPI Pusat akan menilai bagaimana media massa melakukan framing dan pemberitaan.
” Hasilnya akan kami sampaikan 22 Desember 2016,” ucap dia.
Dengan hasil yang dikeluarkan nanti, Endah berharap stasiun televisi tidak hanya menggiring opini dan sensasi. Tetapi, turut mengembangkan berita berdasar kode etik jurnalistik.
” Tantangan pemberitaan memang agak berat, sebab isu yang muncul kerap digiring kepada tendensi politik. Untuk itu semoga pemberitaan media televisi dapat berimbang, adil dan merata,” ucap dia. ***