ROMBONGAN Museum Sonobudoyo Yogyakarta, mengunjungi Museum Batam Raja Ali Haji di Alun-alun Engku Putri, Batam Center, Rabu (10/8/2022).
Menurut Kepala UPT Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani, kunjungan rombongan Museum Sonobudoyo Yogyakarta itu, untuk bertukar pengalaman dalam hal pengelolaan museum, agar lebih menarik minat masyarakat luas untuk berkunjung ke museum.
Sebagai informasi Museum Sonobudoyo Yogyakarta merupakan museum yang cukup berkembang di Indonesia. Program-program publik dan pameran telah rutin digelar di museum ini dan mendapat apresiasi masyarakat.
“Kita sengaja mengundang Museum Sonobudoyo Yogyakarta untuk datang ke Museum Batam Raja Ali Haji untuk sharing pengalaman mengembangkan museum,” kata Senny.
Harapannya, kata Senny, adanya kunjungan tersebut dapat memberikan masukan dan kritik yang dapat membangun Museum Batam Raja Ali Haji yang lebih baik ke depan.
“Untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas sumber daya manusia, Museum Batam Raja Ali Haji mengembangkan jaringan dan menjalin hubungan bersama dengan seluruh museum yang ada di Indonesia, salah satunya Museum Sonobudoyo Yogyakarta,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Subbagian Tata Usaha Museum Sonobudoyo Yogyakarta, RR Titik Fatmadewi, antusias dapat berkunjung ke Museum Batam Raja Ali Haji.
Menurut dia, museumnya yang berlokasi di Dataran Engku Putri, Batam Center tersebut sudah menggambarkan kekayaan Batam. “Sangat berkesan sekali masuk di Museum Batam Raja Ali Haji, museum ini sudah menggambarkan kekayaan Batam, sudah lengkap bagus,” ungkapnya.
Selain koleksinya yang menarik, ada suguhan atraksi berupa musik Melayu dan tari Melayu yang ditampilkan. “Ada tudung manto saat dipakai luar biasa,” ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata, mengapresiasi kehadiran rombongan Museum Sonobudoyo Yogyakarta.
Berbagi pengalaman ini upaya agar Museum Batam Raja Ali Haji berkembang bagus. “Bisa jadi setelah kunjungan ini ada kerja sama,” ujarnya.
Ia menyampaikan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, pihaknya terus mengembangkan museum, seperti menambah koleksi, meningkatkan pelayanan, dan menambah fasilitas sehingga pengunjung nyaman berada di museum.
“Fasilitas yang ada yakni dengan telepon seluler setelah memindai Kode QR, wisatawan akan memperoleh secara lengkap informasi mengenai koleksi museum,” terangnya.
Museum Batam Raja Ali Haji didirikan untuk mengenalkan sejarah perkembangan Kota Batam. Sejarah itu dari Batam sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang.
“Selain menjadi objek wisata, museum ini juga sebagai media edukasi masyarakat Batam, khususnya para pelajar untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Batam dari masa ke masa,” katanya.
(*)