GEMA takbir terus berkumandang di Masjid At-Taqwa desa Air Asuk, Siantan Tengah, Kab. Anambas, pada Sabtu (22/04) pagi. Masyarakat desa Air Asuk berbondong-bondong menuju ke masjid untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri.
Suhaimi, Ketua DKM Masjid At-Taqwa desa Air Asuk mengatakan, dia bersama pengurus DKM lainnya sejak malam takbir sudah menyiapkan terkait perlengkapan untuk melaksanakan Sholat idul Fitri di masjid yang berada dipusat desa tersebut.
Menurut Suhaimi, untuk mengantisipasi ramainya jema’ah yang akan mengikuti sholat Idul Fitri,pihaknya telah memasang dua unit tenda yang di tempatkan di luar masjid. Pelaksanan sholat Idul Fitri berlangsung mulai pukul 07.00 Wib.
“Alhamdulillah sholat hari raya idul Fitri tahun ini di Masjid At-Taqwa Air Asuk berjalan lancar” ujar Suhaimi.
Adapun yang menjadi khatib dalam sholat ied adalah Kepala KUA Palmatak, Ustadz Saedon SAg. Sedangkan yang bertindak sebagai imam, Ustadz Nizar.
Dalam khutbahnya ustad Saedon menyampaikan, momentum idul fitri harus dimanfaatkan sebagai momen untuk bersilaturahim, saling memaafkan, dan memperkuat persaudaraan.
“Saatnya kita memanfaatkan, merajut kebersamaan untuk kemajuan umat” imbuhnya.
“Dipagi yang penuh kebahagiaan dan keberkahan, setelah satu bulan berpuasa, Idul Fitri pun tiba dalam kesucian dan ketakwaan. Hari dimana takbir berkumandang, semua diliputi rasa bahagia dan senang, setelah satu bulan berjuang menahan haus dan dahaga, mengekang hawa nafsu yang membara, dan mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Semua itu mampu kita lewati dengan penuh keikhlasan hati, untuk meraih ridha ilahi” tambah Ustadz Saedon dalam cermahnya.
Menurut Saedon, ramadhan telah mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang paripurna. Kemampuan kita untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di bulan puasa, harus senantiasa kita pupuk dan jaga.
“Jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, beriringan dengan itu intensitas ibadah kita pun ikut menjadi layu. Oleh karena itu, mari kita jaga semua ini, Insya Allah kita termasuk hamba-hamba yang dosanya diampuni, karena kita telah berpuasa dengan iman dan kesadaran diri mengharap pahala dari ilahi rabbi” tambahnya.
Diakhir ceramahnya, khatib juga berpesan untuk saling memaafkan dan peka terhadap penderitaan orang lain tentunya tidak boleh sampai melupakan kepekaan pada orang yang di sekitar kita. Terlebih sosok yang paling berjasa dalam kehidupan kita yaitu orang tua kita.
“Dalam ajaran agama, orang tua adalah sosok yang mulia dan harus kita hormati serta sayangi selamanya. Kita harus memperlakukan mereka dengan baik karena mereka adalah ‘Jimat’ kita di dunia” urainya.
Bagi mereka yang orang tuanya sudah meninggal dunia, ziarahilah makamnya. Panjatkan doa kepada yang kuasa semoga mereka diampuni dosanya dan amal ibadahnya diterima di sisi-Nya. Bagi yang orang tuanya masih dalam keadaan sehat dan masih bersama kita, jagalah dan kunjungilah mereka.
Terlebih sosok ibu yang telah susah payah melahirkan kita kedunia ini. Ia adalah sosok yang paling berjasa dan dapat menghantarkan kita ke surga Allah yang abadi. (AHY)