JEPANG menghadiahkan dua kapal patroli baru kepada Indonesia melalui program Official Security Assistance sebagai bagian dari upaya Tokyo untuk mengatasi tantangan keamanan di kawasan.
KEMENTERIAN Pertahanan mengatakan pada bulan ini bahwa DPR telah menyetujui tawaran yang diajukan oleh Jepang sesuai dengan kebijakan pengembangan kementerian dan kerja sama pertahanan internasional yang tak terikat pakta militer.
Penyerahan kapal tersebut akan membantu memperkuat pertahanan maritim dan meningkatkan kemampuan angkatan laut Indonesia, kata Kementerian Pertahanan.
Tokyo dan Jakarta juga telah membahas rencana untuk bersama-sama mengembangkan kapal perang dengan teknologi Jepang, menurut laporan media.
Kapal patroli cepat berbadan aluminium sepanjang 18 meter ini dirancang untuk beroperasi di perairan dan daerah pesisir. Peran utama kapal ini adalah untuk patroli antar pulau, terutama di perairan sekitar Nusantara – ibu kota baru Indonesia di Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut saya hibah kapal patrol Jepang ini ada dua hal yakni bagian dari upaya peningkatan kekuatan maritim Indonesia dan bentuk diplomasi internasional dari Jepang yang memiliki rivalitas dengan China,” kata peneliti Centre for Strategic and International Studies Muhammad Waffaa Kharisma kepada BenarNews.
Waffaa mengatakan kapal-kapal ini akan memainkan peran penting dalam memantau jalur laut kepulauan Indonesia, khususnya Selat Makassar, yang langsung menghubungkan Laut Sulawesi dan Laut Sulu.
Ini adalah area yang sangat penting untuk keamanan maritim tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga secara global karena ancaman seperti perompakan dan terorisme.
“Berhubungan dengan Laut China Selatan, (Selat Makassar) juga potensi menjadi selat yang dilalui kapal selam misalnya, baik China maupun Australia dan sekutu,” kata dia.
Peran penting Indonesia
JEPANG menganggap Indonesia memainkan “peran penting dalam memastikan stabilitas kawasan Indo-Pasifik, yang menghadapi jalur laut penting,” kata kementerian luar negeri Jepang dalam sebuah pernyataan.
Sebagai mitra strategis komprehensif, Jepang dan Indonesia berbagi nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar, kata kementerian tersebut, menambahkan bahwa kapal patroli cepat ini akan “berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan pemantauan dan pengawasan Indonesia sebagai negara kepulauan utama di kawasan tersebut.”
Raden Mokhamad Luthfi, analis pertahanan di Universitas Al Azhar Indonesia, mengatakan bahwa penempatan kapal patroli dekat ibu kota baru Indonesia menandakan dukungan Jepang untuk memperkuat keamanan maritim di kawasan ini.
” Keunggulan kapal berukuran kecil ini adalah ia bisa memasuki perairan yang lebih sempit dan dangkal sehingga cocok digunakan di perairan dekat proyek Ibu Kota Negara atau Kalimantan yang dialiri banyak sungai,” kata Luthfi kepada BenarNews.
Selain itu, kata dia, desain yang ramping dan ringan serta mesin yang kuat akan membuat kapal tersebut bisa melaju dengan kecepatan tinggi dan bermanuver zig-zag untuk pengejaran.
“Dengan demikian, kapal patroli ini juga bisa digunakan untuk misi khusus yang diawaki oleh Komando Pasukan Katak atau Kopaska,” tambah Luthfi.
Perluasan kerja sama
JEPANG juga berencana untuk mentransfer kapal patroli lepas pantai baru senilai 9 juta yen (US$60.000) kepada Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) pada tahun 2028.
Selama kunjungannya ke Indonesia pada Januari, Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani dan Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin membahas proposal untuk bersama-sama mengembangkan kapal perang untuk Indonesia dengan teknologi Jepang.
Rencana ini pertama kali disusun pada tahun 2021, namun mengalami kemunduran.
“Hibah ini bisa dipahami dalam beberapa konteks, termasuk peningkatan kapasitas keamanan maritim Indonesia, bagian dari strategi diplomasi Jepang, serta cara untuk memperkuat aliansi regional,” kata pengamat pertahanan Institute for Security and Strategic Studies Khairul Fahmi.
“Dengan potensi ketegangan di Laut China Selatan dan ekspansi pengaruh China di kawasan, Jepang tentu ingin memastikan bahwa Indonesia punya kemampuan yang lebih baik dalam pengamanan perairan sekaligus menjaga hubungan baik dengan Tokyo,” kata Fahmi.
Baik Jepang maupun Indonesia terlibat dalam sengketa maritim dengan China.
Jepang dan China sama-sama mengklaim kedaulatan atas Kepulauan Senkaku atau Diaoyu di Laut China Timur, sementara Indonesia dan China memiliki klaim yang bersaing atas Kepulauan Natuna di Laut China Selatan.
Dalam perkembangan lainnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengadakan percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth setelah penunjukannya, kata kementerian pertahanan Indonesia.
Sjafrie menekankan pentingnya memperkuat kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Amerika Serikat, tambahnya.
Pasukan AS dijadwalkan akan ikut serta dalam latihan angkatan laut multilateral Komodo di Indonesia bagian timur bulan ini.