- Nama : Istana Ali Marhum Kantor
- Deskripsi : Kediaman Yang Dipertuan Muda Riau VII, Raja Ali bin Raja Ja’far
- Luas Bangunan : 110 meter2
- Luas Lahan : +/- 1 Hektar
ISTANA ini terletak di Kampung Ladi, Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi istana ini berada di sebelah timur Majelis Taklim Sultan Riau ± 67 m, atau sebelah barat daya Masjid Raya Sultan Riau ± 220 m.
Istana Ali Marhum Kantor ini sebenarnya merupakan Istana Kantor Kerajaan Riau Lingga, yang didirikan oleh Raja Ali bin Raja Ja’far bin Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng Celak sekitar tahun 1855, dua tahun sebelum meninggalnya Raja Ali. Ia dinobatkan menjadi Yang Dipertuan Muda Riau VII oleh Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Muzaffar Syah pada 20 Juli 1845.
Istana ini disebut Istana Ali Marhum Kantor karena kental dengan sebutan yang melekat pada Raja Ali sebagai Marhum Kantor. Ia adalah juga saudara sepupu dengan Raja Ali Haji bin Raja Ahmad bin Raja Haji Fisabilillah bin Opu Daeng Celak.
Raja Ali menjadikan bangunan megah ini sebagai istana kediamannya dan tempat pengelolaan administrasi pemerintahannya. Di samping sebagai pengendali negeri, Raja Ali bin Raja Ja’far ini juga dikenal sebagai seorang pengarang dan salah satu hasil karyanya adalah berupa Syair Nasihat.
Pada masa Raja Ali bertahta sebagai Yang Dipertuan Muda Riau VII, Pulau Penyengat yang merupakan pulau kediamannya menjadi pusat pendidikan agama Islam yang terkenal pada abad ke-19.
Ia juga banyak mendatangkan ulama dari berbagai negeri untuk mengajar di sejumlah pusat pendidikan agama Islam yang telah ia dirikan. Pada masa pemerintahannya itu tercatat pula sebagai masa pembangunan fisik yang pesat. Selain itu beliau juga membuat dermaga serta mendirikan istana yang megah ini.
Istana Ali Marhum Kantor berukuran sekitar 110 m² dan menempati areal sekitar satu hektar yang seluruhnya dikelilingi tembok. Seluruh areal bangunan dibatasi dengan tembok keliling dengan tiga buah pintu masuk, yaitu di sebelah timur laut, barat daya, dan tenggara.
Bangunan asli istana ini sebagian sudah hancur, sedangkan yang tersisa hanyalah bangunan pertama setelah pintu gerbang masuk sebelah depan dan bangunan pintu gerbang sebelah tenggara.
Bangunan yang masih berdiri sekarang merupakan bangunan berlantai dua. Pada lantai pertama, di sebelah kiri terdapat sumur dan sebelah kanan terdapat kakus. Adapun lantai dua berupa bangunan beratap limasan yang merupakan bangunan hasil pemugaran.
Pintu timut laut pada tembok keliling istana berupa gapura berlantai dua yang sekaligus berfungsi sebagai pos penjagaan dan pengintaian. Pintu gerbang tenggara merupakan pintu gerbang untuk menuju tempat kolam pemandian, sedangkan pintu gerbang barat daya berupa pintu gerbang biasa.
(ham)