- Nama ilmiah: Limulidae
- Filum: Arthropoda
- Famili: Limulidae; Leach, 1819
- Ordo: Xiphosura
BELANGKAS merupakan hewan laut yang umum ditemui di wilayah perairan Kepulauan Riau, termasuk di Kepulauan Batam.
Belangkas atau mimi adalah sejenis hewan air yang berbentuk unik. Tubuhnya lebar pipih dan berekor panjang seperti ikan pari, tapi mereka bukan ikan. Dalam bahasa inggris hewan ini disebut horseshoe crab alias kepiting ladam karena bentuknya dianggap mirip ladam.
Belangkas (suku Limulidae) terdiri dari empat jenis hewan beruas (artropoda) yang hidup di perairan dangkal di area paya-paya dan mangrove.
Semua spesies ini adalah bagian dari suku Limulidae dan merupakan satu-satunya perwakilan dari bangsa Xiphosurida yang masih ada di bumi. Cetakan fosil hewan ini tidak menunjukkan perubahan bentuk yang signifikan sejak era Devon (400-250 juta tahun lalu) jika dibandingkan dengan bentuknya saat ini, meskipun jenisnya berbeda.
Hewan ini bersifat monogamik, sehingga sering dijadikan simbol kestabilan dalam hubungan suami-istri. Dalam bahasa Inggris, belangkas dikenal sebagai horseshoe crab atau “Kepiting tapal kuda” karena bentuknya yang menyerupai ladam atau tapal kuda.
Bukan kepiting

Julukan kepiting ladam mungkin membuat kita berpikir bahwa belangkas adalah sejenis kepiting. Tapi sebenarnya bukan. Mereka tidak punya antena, maka tidak termasuk kruetasea alias keluarga kepiting dan udang-udangan.
Belangkas termasuk chelicerata, yaitu sebuah subfilum yang juga mencakup arachinda. Maka walaupun hidup di laut, belangkas sebenarnya masih berkerabat dengan hewan arachnida seperti laba-laba, kalajengking, dan tungau.
Disebut fosil hidup

Tidak salah kalau belangkas disebut sebagai fosil hidup. Bukan saja karena penampilan mereka yang primitif, tapi mereka punya leluhur yang hidup sejak 450 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosaurus hidup di bumi. Dan leluhur mereka itu ternyata punya penampilan yang gak jauh beda dengan belangkas modern.
Punya 10 mata
Keunikan lain belangkas adalah mereka punya banyak mata. Pertama ada sepasang mata majemuk di bagian atas tubuhnya yang terutama berfungsi untuk mencari pasangan. Di belakangnya masing-masing ada satu mata lateral, lalu ada sepasang mata median dan satu mata endoparietal di bagian depan tubuh mereka.
Ada pula dua mata ventral di bagian bawah tubuh belangkas yang diperkirakan berfungsi untuk penunjuk arah saat berenang. Terakhir, bahkan ekornya bisa berfungsi sebagai reseptor cahaya. Jadi secara total, seekor belangkas punya 10 mata. Banyak banget ya!
Bisa berenang terbalik
Belangkas punya banyak kaki, dan biasanya mereka bergerak dengan berjalan di dasar laut menggunakan kaki-kakinya itu. Tapi mereka juga bisa berenang, dan uniknya, mereka bisa berenang terbalik!

Ya, belangkas suka berenang terbalik, dengan memanfaatkan mata ventral di bawah tubuhnya dan ekornya untuk menentukan arah. Kebiasaan ini khususnya sering dilakukan belangkas yang masih kecil, dan seraya semakin dewasa akan semakin berkurang.
Punya darah biru yang bermanfaat bagi manusia
Darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang terbentuk dari zat besi. Darah belangkas tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang mengandung tembaga. Jika terkena udara, hemosianin akan memancarkan warna biru kehijauan, sehingga darah belangkas pun terlihat berwarna biru.
Nah, darahnya inilah yang membuat belangkas punya jasa besar bagi manusia. Pada tahun 1956 ditemukan bahwa darah belangkas mengandung sel khusus amebosit yang bisa mendeteksi adanya bakteri. Jika terpapar bakteri, amebosit ini akan mengeluarkan semacam lendir yang mengisoliasi bakteri tersebut supaya tidak menyebar.
Itu artinya darah belangkas bisa digunakan untuk mengetes steril atau tidaknya suatu komponen obat atau vaksin. Maka sejak 1970, FDA alias Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mewajibkan segala macam obat dan vaksin yang diberikan melalui suntikan untuk terlebih dahulu dites menggunakan darah belangkas.
Kebijakan serupa kemudian ditetapkan di negara-negara lain. Maka bayangkan sudah berapa juta orang di dunia ini yang terhindar dari infeksi atau bahkan kematian akibat suntikan tidak steril, semuanya berkat darah belangkas.
(ham/berbagai sumber)