DINAS Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, merilis peningkatan jumlah pasien penderita diabetes melitus (DM) di wilayah ini. Pola makan yang tidak seimbang menjadi salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan kasus ini.
Kepala Dinkes Batam, Didi Kusmarjadi, menjelaskan bahwa diabetes melitus termasuk dalam kategori penyakit tidak menular yang menjadi fokus dalam program skrining standar pelayanan minimal (SPM).
“Kami menargetkan skrining tahunan untuk 16.280 orang, dan hingga triwulan pertama tahun ini, sudah tercapai 4.178 orang atau sekitar 25,66 persen. Dari hasil tersebut, kami menemukan 1.358 kasus DM,” sebut Didi.
Menurut Didi, pola makan tinggi gula dan karbohidrat olahan, serta rendahnya asupan serat, menjadi penyebab utama. “Gaya hidup yang kurang aktif dan stres yang tinggi juga memperburuk kondisi ini. Selain itu, faktor risiko lain seperti obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan gangguan hormon seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) turut berkontribusi,” tambahnya.
Dia menegaskan bahwa masalah diabetes melitus bukan hanya isu lokal, tetapi juga merupakan tantangan kesehatan global. “Tren peningkatan kasus ini terjadi tidak hanya di Batam, tetapi juga di seluruh dunia,” ujarnya.
Didi menekankan pentingnya deteksi dini sebagai langkah kunci untuk mencegah komplikasi serius yang dapat timbul akibat diabetes yang tidak terkontrol, seperti gangguan jantung, ginjal, dan kebutaan.
“Dengan skrining SPM, kami berharap dapat mendeteksi lebih banyak kasus lebih awal, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat,” kata Didi.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Dinas Kesehatan Batam berkomitmen untuk memperluas cakupan skrining serta meningkatkan sosialisasi tentang gaya hidup sehat. Didi mengajak masyarakat untuk menjaga pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, terutama bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun atau memiliki riwayat keluarga diabetes.
(sus/ant)