CUACA ekstrem yang terjadi Batam dan sekitarnya dalam beberapa pekan telah meningkatkan risiko kecelakaan laut. Mengantisipasi potensi gelombang tinggi dan angin kencang, Dinas Perhubungan Kota Batam mengimbau seluruh tekong dan penumpang kapal pancung untuk selalu waspada dan memprioritaskan keselamatan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Salim, menegaskan bahwa penggunaan jaket pelampung merupakan keharusan bagi semua penumpang.
“Setiap kapal wajib dilengkapi dengan alat keselamatan lengkap dan layak laut. Jaket pelampung bukan hanya sekadar pelengkap, tetapi merupakan perisai keselamatan saat terjadi kondisi darurat di laut,” kata Salim.
Salim juga mengingatkan pentingnya bagi para tekong untuk selalu memeriksa kondisi kapal sebelum berlayar dan menghindari pelayaran saat cuaca buruk.
“Jangan mengambil risiko yang dapat membahayakan nyawa penumpang,” imbuhnya.”
Gelombang Tinggi Landa Batam, Aktivitas Nelayan Terganggu
Cuaca ekstrem yang melanda Kota Batam dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan gelombang tinggi di perairan sekitarnya. Banyak nelayan, terutama yang tradisional, memilih untuk tidak melaut karena khawatir akan keselamatan jiwa dan harta benda.
“Kami terpaksa menunda melaut karena gelombang terlalu tinggi,” kata seorang nelayan di kawasan Telaga Punggur, Batam.
Selain mengganggu aktivitas nelayan, gelombang tinggi juga berpotensi merusak sejumlah fasilitas umum di tepi pantai, seperti Kelong apung, pelantar hingga dermaga dan tanggul.
Saat peristiwa badai besar di Batam, termasuk di banyak wilayah lain di Kepulauan Riau pada Selasa (17/9/2024), kecepatan angin tercatat mencapai 29 Knot dan terkategori sebagai kecepatan ekstrem.
(dha)