BAJAJ, pabrikan otomotif India, kembali memasarkan produknya. Kali ini tidak lagi kendaraan beroda tiga, melainkan roda empat. Persis mobil dengan ukuran mini. Sama dengan pendahulunya.
Sudah dua bulan terakhir saya melihat kendaraan umum dalam lingkungan beroda empat itu lalu lalang di sekitar Manggarai, Jakarta Pusat. Awalnya hanya sesekali. Sekarang makin banyak berseliweran sepanjang hari.
Bajaj Qute, begitu namanya, memang bermain di segmen unik. Dengan mesin 250 cc yang sama dengan Bajaj roda tiga, Qute masuk di celah pasar mobil umum dalam lingkungan. Pesaingnya sejauh ini hanya TVS, sama-sama produsen otomotif dari India.

Kehadiran Bajaj roda empat itu disambut baik pengusaha transportasi khas di Jakarta itu. Buktinya, populasinya semakin banyak. Kehadirannya juga tidak ditolak pemilik kendaraan roda tiga.
Produk nasional yang bermain di segmen kendaraan roda tiga sebenarnya juga ada. Yang terkenal adalah Viar. Tetapi pabrikan yang bermarkas di Jawa Tengah itu sepertinya masih fokus pada kendaraan roda tiga untuk angkutan barang.
Viar Karya, demikian variannya, banyak dimiliki pedagang sayur hingga gas melon, air galon dan odong-odong untuk operasionalnya. Pesaing Viar juga hanya beberapa, seperti Nozomi yang juga rakitan Indonesia.
Beda Bajaj, beda Viar, beda pula Esemka. Mobil yang sempat tenggelam setelah diperkenalkan Pak Jokowi saat pilpres tiga tahun lalu, kemarin muncul di rubrik otomotif kompas.com.
Digdaya, begitu namanya, hadir dengan sosok mobil double cabin yang gagah mirip Ford Ranger dari depan dan Nissan Navara dari belakang.
Dari tongkrongannya, jelas kalau Esemka Digdaya menyasar segmen yang berbeda. Kalau bukan perusahaan perkebunan dan pertambangan, pasti orang-orang kota.

Oke. Tidak ada masalah. Masing-masing sudah menetapkan segmentasi pasar. Tentu ketiganya telah berhitung dengan matang, peluang dan tantangannya. Kekurangan dan kelebihannya.
Waktu yang akan membuktikan, siapa yang bakal berjaya.
(*)
Seperti yang dilansir dari tulisan Joko Intarto di Facebook.