FLU Singapura adalah salah satu penyakit menular yang banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Flu Singapura juga umum dikenal dengan sebutan penyakit kaki, tangan, dan mulut pada anak, alias hand, foot, and mouth disease (HFMD). Penyakit ini biasanya tidak serius, tetapi sangat menular.
HMFD bisa menyebar dengan cepat di sekolah dan pusat penitipan anak (daycare). Oleh karena itu, orang tua perlu memahami apa penyebab dan ciri-ciri flu Singapura pada anak untuk mengetahui bagaimana cara mengobati dan mencegah penularannya lebih jauh.
Penyakit itu muncul sejak tahun 1957 di Kanada. Tahun 1997-1999, Malaysia dan Taiwan terserang penyakit itu, diikuti dengan wabah di Singapura pada tahun 2000.
Penyebab PTKM adalah virus bernama Coxsackie dan kelompok enterovirus lain. Keluarga besar enterovirus biasa hidup di enteron atau usus. Virus dari usus itu keluar melalui tinja yang kemudian mencemari air dan makanan.
Penularan dapat melalui kontak langsung dari orang ke orang melalui cipratan cairan bersin atau batuk, air liur, atau tinja. Adapun penularan tidak langsung bisa melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi.
Begitu masuk ke dalam tubuh, virus berkembang biak di dinding tenggorokan dan dinding usus, lalu menyebar ke organ yang disasar. Virus Coxsackie dan enterovirus tertentu memilih kulit dan selaput lendir mulut sehingga biasanya tangan, kaki, dan mulut yang diserang.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, anak yang terserang PTKM dapat sembuh setelah 7-10 hari apabila tidak ada komplikasi. Orangtua yang anaknya terserang penyakit dengan gejala mirip PTKM disarankan untuk mendatangi puskesmas terdekat.
Flu Singapura Serang Anak-Anak di Batam
Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan sejumlah anak terserang penyakit dengan gejala mirip Flu Singapura. Petugas kesehatan pun telah diturunkan ke lapangan untuk melakukan penyuluhan di daerah terdampak.
”Petugas sudah turun ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi pencegahan penyakit tersebut. Pola hidup bersih merupakan kuncinya,” ujar Didi.
Didi mengungkapkan, sejak beberapa minggu lalu, ditemukan 22 kasus mirip Flu Singapura di Batam. Dari 22 kasus yang ditemukan itu, tinggal satu pasien yang belum sembuh.
Masih kata Didi, untuk memastikan apakah pasien tersebut benar terkena penyakit Flu Singapura atau tidak, sampel darah pasien terakhir itu dikirim ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam untuk diteliti.
”Di semua kasus itu, gejalanya mirip, yakni ada ruam-ruam merah di kaki, tangan, dan mulut. Yang mengidap penyakit itu anak usia 5-10 tahun,” kata Didi, Rabu (6/9/2023).
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kepri, Muhammad Rizqa, mengatakan, sejumlah anak yang diduga mengidap PTKM juga ditemukan di Tanjung Pinang, Kepri. Dia menyebut, kasus anak mengidap PTKM memang ditemukan di Kepri setiap musim pancaroba, tetapi tahun ini kasusnya jauh lebih banyak.
”Setiap hari saya menangani sekitar empat anak yang diduga mengidap PTKM. Tren ini sudah terjadi selama beberapa minggu terakhir. Banyak anak di klinik saya di RSUD Raja Ahmad Tabib, Tanjung Pinang (yang mengalami gejala PTKM),” kata Rizqa.
(ade)