Ini Batam
Asrama Haji, Bapelkes & RSKI Diusulkan Jadi Rumah Sakit Darurat

PEMERINTAH Kota Batam mengusulkan tiga lokasi sebagai Rumah Sakit Darurat penanganan Covid-19 di Batam. Skenario preventif ini sebagai upaya lanjutan menahan laju persebaran Virus covid-19 yang masih tinggi di Batam.
Pemerintah kota Batam sedang berupaya menyiapkan tempat perawatan di sejumlah tempat. Pertama, berkoordinasi dengan Danrem 033 wira pratama Brigjen TNI Jimmy Ramoz Manalu agar RSKI Galang juga menerima pasien lokal. Dan juga berkoordinasi dengan Bapelkes untuk menyiapkan tempat tidur juga.
“Beliau (Danrem) menyetujui dan memberikan 100 bed ( tempat tidur atau perawatan) untuk pasien bergejala dan di Bapelkes juga tersedia 180an tempat tidur. Jadi totalnya sekitar 280 tempat tidur,” terang Walikota Batam, Muhammad Rudi.
Seandainya penyiapan dua lokasi ini tidak cukup menampung pasien, Pemko Batam menyiapkan Asrama Haji yang kini menjadi lokasi karantina pasien tidak bergejala untuk ‘disulap’ menjadi lokasi perawatan pasien bergejala. Perubahan fungsi tempat tersebut akan diikuti pemindahan pasien tidak bergejala yang dirawat di Asrama Haji ke rumah susun.
“Karena ini semacam rumah sakit jadi perlu nakes dan alat kesehatan. Untuk ini kami perlu dukungan dari Pemerintah Provinsi,” ucap dia.
Namun, ia kembali menegaskan skenario ini diambil jika terjadi lonjakan kasus. Rudi menyakini semua pihak tidak menginginkan hal ini. Untuk itu, Rudi meminta semua pihak untuk tetap bahu membahu menghentikan penyebaran Covid-19 ini. Terlebih, kini varian baru Covid-19 mudah menyebar dan lebih berbahaya.
“Protokol kesehatan tetap diutamakan, taati prokes demi kebaikan kita semua. Walau tempat masih ada tempat perawatan seperti yang saya sampaikan, perlu kita ingat alat dan nakes terbatas. Maka jaga diri kita dan orang lain, sembari kita menyembuhkan yang sakit,” ucap dia.
Selain prokes, kini pemerintah tengah memassalkan gerakan vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok. Dari total populasi Batam kini Batam merupakan tertinggi capaian vaksinasi. Hal ini akan teya dilakukan dengan target minimal 70 persen dari total populasi, akhir Juli.
“Vaksin dapat membentuk kekebalan atau imunitas tubuh, kita sukseskan program ini. Kalau capaian vaksinasi tercapai, mudah-mudahan secara bertahap kita kembali normal kembali,” kata dia.
(*/nes)