SAYA percaya, kaki punya bahasa sendiri untuk memberitahu kondisi tubuh kita secara menyeluruh. Dari berbagai literatur yang saya baca, salah satu cara mendeteksi apakah tubuh kita sehat atau tidak? Adalah dengan memperhatikan perubahan kaki-kaki kita.
Oleh: Sultan Yohana
APAKAH jari-jemari kaki kita tiba-tiba pating mbleset (bahasa Jawa: ndak tahu Indonesia-nya, hehe), bersilangan ke sini-sana. Atau apakah tiba-tiba kaki kita bengkak? Kukunya tumbuh mencong-mencong tak beraturan? Muncul ruam-ruam tak biasa? Kulit mengering? Berubah warna? Kaki Anda sehat, Insyallah, tubuh Anda yang lain mengikutinya!
Dua pekan ini saya “membuang” nyaris semua sepatu, dan mengganti dengan sebuah sepatu jenis barefoot. Itu setelah setahun terakhir, tumit bagian kanan terasa sakit. Sakit yang kemudian menular ke engkel kanan serta hamstring kanan. Bahkan, sejalur dari itu, jemari tengah tangan kanan saya juga tidak bisa ditekuk ke posisi dalam dengan sempurna. Selain sakit dari persoalan ini, kaki kanan seolah kehilangan kekuatan seperempatnya. Sekedar mengangkat kaki kanan hingga 45 derajat, butuh usaha yang ekstra.
Padahal sebelum-sebelumnya, saya tidak pernah punya masalah demikian.
Ketika main bola atau jogging, saya harus melakukan peregangan lebih intensif agar kaki kanan tidak terasa sakit. Peregangan intensif itu juga bisa mengembalikan kekuatan kaki kanan. Berhasil sih, tapi rasa sakit dan kehilangan kekuatan akan muncul lagi setelah aktivitas olahraga selesai. Jalan kaki pun tak pernah lagi nyaman.
Semula saya menganggap, kaki-kaki ini mungkin terlalu banyak saya pakai jalan kaki, jongging, dan main bola. Mungkin kecapean. Otot-ototnya stress. Tapi setelah segala upaya yang saya bisa mulai dari istirahat, pijit, hinga melatih otot kaki tidak membuahkan hasil, saya kemudian menaruh curiga pada jenis sepatu yang saya pakai.
Memang, setahun belakangan ini, saya sering pakai sepatu Converse. Stylish sih ini sepatu, cocok dipadukan dengan apa saja jenis pakaian. Tapi sejujurnya, Converse tidak nyaman di kaki saya. Serasa ada yang janggal di kaki setiap kali memakai Converse.
Sebelum-sebelumnya, saya tidak pernah pakai Converse, kecuali ketika SMA dulu. Kecurigaan tentang salah sepatu kian kuat, ketika kaki saya benar-benar dibuat menderita saat pergi ke Taiwan, Desember 2024 lalu. Sepatu Nike Trail yang saya pakai terasa begitu menyiksa. Saking sakitnya, sampai saya harus beli sepatu baru di Taiwan. Baru setelah ganti sepatu ket yang ringan dan nyaman, rasa sakit berkurang. Saya pun bisa menikmati Taiwan sepanjang dua pekan di sana.
Yakin karena sepatu, saya memberanikan diri membeli sepatu barefoot. Barefoot itu makna harfiahnya “bertelanjang kaki”. Nyeker. Dengan sol yang tebalnya cuma 2 millimeter, memakai ini sepatu memang seperti tidak memakai alas kaki apa pun. Kaki serasa langsung menjejakkan tempat yang kita injak. Terlebih bahannya yang begitu lentur dan tipis.
Awal-awal memakai sepatu ini benar-benar tidak nyaman. Sakit, dan seperti jalan bertelanjang kaki. Mungkin telapak kaki belum terbiasa. Saya paksa terus ke mana-mana dengan sepatu ini. Sehari, saya bisa jalan 10 kilometer dengan sepatu ini. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit, rasa sakit di engkel dan hamstring berkurang. Tumit memang masih terasa sakit. Namun yang paling menggembirakan adalah, kembalinya kekuatan kaki kanan saya. Sabtu pekan lalu, ketika main bola, kaki-kaki saya, terutama kaki kanan, seolah KEMBALI MUDA lagi. Seperti kaki-kaki usia 25an tahun.
Jari tengah tangan kanan saya tiba-tiba bisa saya tekuk ke dalam dengan sempurna lagi. Yang paling mengejutkan, saya tiba-tiba dengan mudah melakukan squat jump 30 hingga 40 kali tanpa merasa kesulitan. Sebelumnya, saya tak pernah bisa melakukan ini. Paling banyak, 20 squat jump, dan itupun rasanya ngos-ngosan dan kedua kaki terasa ngilu-ngilu.
Apa sepatu barefoot yang saya pakai telah mengubah kaki saya? Saya rasa iya. Karena, satu-satunya perubahan selama dua pekan ini, ya itu, memakai sepatu barefoot.
Jika Anda kesulitan beli sepatu barefoot, sering-seringlah jalan dengan bertelanjang kaki! Jalan nyeker. Dari pengalaman saya di atas, jalan bertelanjang kaki Insyallah bisa mengubah dengan sangat RADIKAL susunan kaki dan tubuh Anda. Saya, butuh tak lebih dari sepekan jalan kaki dengan berefoot untuk mengembalikan kekuatan kaki yang sebelumnya hilang karena masalah tumit.
Kaki punya bahasa sendiri. Untuk memberitahu kita tentang persoalan tubuh. Anda hanya perlu jeli dan tidak MENIPU DIRI: untuk mempersetankan perubahan di kaki Anda. Itu adalah gejala dari persoalan besar yang akan datang. Jangan MEREMEHKAN bahasa kaki!
(*)