DI tengah keprihatinan terhadap masalah sampah di pesisir, Bank Sampah Semoga Berkah yang berlokasi di Sungai Ladi, Kelurahan Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang, muncul sebagai gerakan yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat setempat.
Dikelola oleh Andri, lembaga ini didirikan sejak tahun 2017 sebagai respons terhadap dampak negatif dari sampah laut yang merusak ekosistem pesisir dan mengancam penghidupan para nelayan.
“Kami berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan. Sampah di pesisir merusak laut dan mengganggu mata pencarian nelayan,” sebut Andri, Kamis (25/12/2025), dilansir dari RRI.
Seiring berjalannya waktu, Bank Sampah Semoga Berkah semakin berkembang, kini mengelola tiga cabang bank sampah lainnya di Senggarang dan Pulau Penyengat. Jumlah nasabah juga melonjak signifikan dari 15 orang saat awal berdiri menjadi lebih dari 812 saat ini.
Dengan sistem tabungan sampah, warga dapat menukarkan sampah anorganik menjadi uang. Hasil dari tabungan ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti token listrik, bahan pokok, hingga tabungan emas.
Andri, yang juga seorang nelayan, menceritakan pengalamannya di laut yang mengilhami perubahan. Ia sering menemukan lebih banyak sampah plastik dalam tangkapannya dibandingkan ikan.
“Kadang hasil tangkapan kami itu lebih banyak sampah daripada ikan. Dari situ saya berpikir, perlu ada tindakan,” jelasnya.
Dengan pendekatan kearifan lokal, Andri mengajak para nelayan untuk tidak lagi membuang sampah plastik ke laut, melainkan mengumpulkannya dan menyimpannya di bank sampah. Sampah tersebut kemudian dikonversi menjadi uang yang dicatat dalam buku tabungan.
Tabungan sampah ini terbukti sangat membantu nelayan, terutama saat musim paceklik dan cuaca buruk yang menghalangi mereka melaut.
“Saat cuaca tidak mendukung, mereka bisa memanfaatkan uang dari tabungan sampah,” tambah Andri.
Tidak hanya fokus pada pengumpulan, Bank Sampah Semoga Berkah juga melakukan inovasi dengan mengolah sampah residu menjadi paving block plastik dan bahan bakar minyak dari limbah plastik. Bahan bakar tersebut digunakan untuk mendukung operasional bank sampah.
Berkat berbagai inovasi ini, Bank Sampah Semoga Berkah telah mendapatkan sejumlah penghargaan, termasuk Juara Teknologi Tepat Guna tingkat Kota Tanjungpinang dan penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Inisiatif ini membuktikan bahwa perhatian terhadap lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dapat berjalan seiring.
(nes/rri)


