- Kota Batam dinilai belum siap sepenuhnya untuk menerapkan sistem QR Code MyPertamina untuk pembelian Pertalite subsidi.
- Persentase Kendaraan Terdaftar Rendah: Hanya sekitar 25% kendaraan roda empat di Batam yang telah mendaftar program QR Code, jauh di bawah target ideal.
- Kepala Disperindag Kota Batam mengusulkan agar penerapan QR Code ditunda hingga jumlah kendaraan yang terdaftar mencapai persentase yang lebih signifikan.
- Penerapan QR Code sebaiknya ditunda hingga program Fuel Card 5.0 selesai berjalan.
KEPALA Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, menyuarakan kekhawatirannya terkait penerapan sistem QR Code MyPertamina untuk pembelian Pertalite subsidi yang rencananya dimulai 1 Oktober mendatang. Menurutnya, Kota Batam belum sepenuhnya siap untuk implementasi sistem ini.
“Persoalannya, hingga saat ini baru sekitar 25% kendaraan roda empat di Batam yang telah mendaftar program QR Code,” sebut Gustian, Jumat (20/9/2021).
Gustian menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung program subsidi tepat yang digagas Pertamina. Namun, ia menilai bahwa persentase kendaraan yang terdaftar masih sangat rendah.
“Dari total sekitar 238 ribu kendaraan roda empat di Batam, idealnya minimal 75% sudah terdaftar untuk program subsidi ini,” jelasnya.
Untuk itu, Gustian mengusulkan agar penerapan QR Code dapat dilakukan secara bertahap, seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan yang terdaftar.
“Tidak perlu ada pembatasan pembelian Pertalite selama jumlah pendaftar masih rendah,” tegasnya.
Terkait dengan rencana penerapan Fuel Card 5.0 yang juga bertujuan untuk mengatur pembelian Pertalite, Gustian menjelaskan bahwa program ini masih berjalan. Namun, ia menegaskan bahwa penerapan QR Code MyPertamina sebaiknya ditunda hingga proses pendaftaran Fuel Card selesai.
“Jika Fuel Card masih terus berjalan, maka penerapan QR Code sebaiknya ditunda,” tegas Gustian.
(sus)