DALAM tiga tahun terakhir ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) di Kota Batam mengalami tren positif. Setelah sejak 2017 biasanya stagnan di angka 1,5 juta kunjungan, pada 2018 lalu jumlah kunjungan wisman mengalami peningkatan di angka 1.887.244 kunjungan.
Sementara untuk tahun 2019 sendiri, jumlah wisman ke Batam hingga bulan September berada di angka 1.431.166, diyakini akan menyentuh angka 2 juta dengan tambahan kunjungan di tiga bulan terakhir 2019.
Dengan tren tersebut, Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyampaikan kalau sektor pariwisata di Kota Batam akan terus dimaksimalkan. Terlebih sektor industri yang selama ini berperan besar pada pertumbuhan ekonomi Batam masih belum bisa dioptimalkan di 2020.
Meskipun target kunjungan wisman di Batam pada 2019 ini belum mencapai target sebesar 2,4 juta kunjungan, target tersebut diyakini Rudi akan bisa dicapai pada 2020.
Pemerintah Kota (Pemkot) Batam lanjut Rudi, telah menyiapkan langkah-langkah taktis untuk menciptakan iklim pariwisata di Batam. Tidak hanya dari sisi atraksi, akses, dan amenitas saja, faktor keamanan dan kenyamanan wisman selama di Batam juga menjadi fokus utama yang akan ditingkatkan.
“Bagaimana orang mau ke sini, tentu aman nyamanlah, orang dari Singapura, Filipina, Korea, apa yang mereka butuhkan akan kita siapkan,” kata Rudi ketika ditemui seusai Apel Perdana tahun 2020 pada Kamis (2/1) pagi.
Kenyamanan yang memang menjadi kebutuhan wisman, diyakini akan memberi pengaruh positif pada sektor turunan pariwisata lainnya. Dengan keamanan dan kenyamanan tersebut, wisman akan betah berlama-lama menikmati sajian pariwisata Batam. Imbasnya pada okupansi hotel dan length of stay wisman juga akan meningkat.
Survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam di penghujung 2019, memperlihatkan length of stay wisman di Batam berada di angka 3,35 hari dalam sekali kunjungan. Selama sekali kunjungan tersebut mereka rata-rata mengeluarkan biaya sebesar USD 543,53 atau Rp 5,43 juta.
Angka ini juga mengalami tren positif dibanding sebelumnya, dimana wisman yang datang hanya bertahan sekitar dua hari saja.
Terkait dengan sektor industri, sektor yang sejatinya menjadi nadi dalam gerak ekonomi Batam, Rudi mengaku masih akan melakukan pembenahan. Mengusahakan hadirnya realisasi investasi walaupun efeknya baru bisa dirasakan beberapa tahun setelahnya.
“Kalau ekonomi naik, kita yang akan merasakan. Batam hari ini bertumpu hanya dengan wisata, industri lagi berproses dan tidak bisa dalam waktu dekat,” kata Rudi lagi.
*(bob/GoWestId)


