DEPHI tampak bangga memamerkan batik Batam hasil karyanya dalam acara penutupan Pelatihan Batik Lanjutan di HBC Sekupang, Jumat (25/09).
Mahasiswi Politeknik Negeri Batam ini merupakan satu dari 40 peserta pelatihan yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan bersama Dekranasda Kota Batam.
“Batik ini hasil pelatihan saya selama empat hari ini. Batik yang saya buat ini model abstrak dengan motif ikan marlin. Di sini untuk motifnya kita pakai cap,” tutur perempuan berusia 18 tahun itu.
Selain abstrak dan cap, peserta juga diajarkan membuat batik dengan metode celup dan smoke. Bersama Dephi, terdapat enam anak muda lain yang juga menjadi peserta pelatihan. Sedangkan peserta selebihnya merupakan ibu-ibu.
“Kami senang dan bangga banget bisa diajak ikut pelatihan ini. Kemarin yang ajak dari pihak kelurahan. Membatik itu ternyata menyenangkan. Dan mungkin akan kami tekuni dengan membuat kelompok tersendiri, kelompok milenialnya lah. Nanti kami akan ajak teman-teman lain juga. Apalagi ke depan infonya akan ada pelatihan lanjutan lagi, sampai ke menjahitnya,” papar warga Kelurahan Tanjungpinggir tersebut.
Ketua Dekranasda Kota Batam, Marlin Agustina Rudi mengaku bahagia karena kegiatan membatik ini sudah mulai diminati anak-anak muda. Jadi milenial tidak hanya diajak untuk memakai batik Batam tapi juga ikut menjadi bagian dalam proses produksi.
“Batik ini adalah salah satu unggulan kita di Kota Batam. Harus kita angkat. Soal pemasaran jangan khawatir. Permintaan banyak. Ekonomi kreatif ini memang harus dibangkitkan, namun sumber daya manusianya perlu kita siapkan. Saya senang milenial kita sudah mulai ikut membatik. Artinya ada regenerasi ke depannya,” ucap Marlin.
Anak muda, sambungnya, sangat perlu diberikan pendidikan vokasi atau keahlian. Karena ke depan, tantangan yang akan mereka hadapi jauh lebih besar dari masa sekarang.
“Sebenarnya empat hari itu waktu yang singkat untuk belajar. Tapi jangan khawatir, nanti tetap akan ada pendampingan. Di bawah Dekranasda itu ada 270 lebih UKM (usaha kecil menengah). Dan itu kita berikan pelatihan terus. Jadi jangan putus asa. Ini kesempatan bagi kita. Asal pandai dan jeli melihatnya,” kata dia.
Menurut Marlin, jumlah pembatik binaan Dekranasda dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Di awal pengembangan batik Batam, tahun 2017 hanya terdapat 5 pembatik. Kemudian bertambah menjadi 15 orang pada 2017. Dan di tahun 2020 ini jumlahnya sudah menjadi 21 orang pembatik.
Marlin juga merasa bangga. Karena saat ini Batam sudah punya pembatik-pembatik yang luar biasa. Bahkan satu di antaranya sudah menjadi asesor.
*(Zhr/GoWstId)