JALINAN kerja antara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan dunia usaha dan industri besar di Batam sudah ada dan terjalin sejak lama. Sampai saat ini, perusahaan-perusaan di Batam masih mendapatkan suplai bahan penunjang industri, jasa, dan kebutuhan lainnya dari dukungan UMKM.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid menuturkan, kebanyakan UMKM menjadi pemasok bahan baku dan juga bahan penolong ke industri. Begitu juga ada yang jadi pemasok tenaga kerja untuk pekerjaan yang bisa dilakukan dengan sistem kontrak.
Meskipun demikian, Rafki menjelaskan kalau memang link and match UMKM, industi dan dunia usaha di Batam masih belum optimal. Salah satu sebabnya adalah kualitas bahan baku dan bahan pendukung industri lokal masih belum memenuhi standar internasional yang disyaratkan. Kalaupun ada yang sudah memenuhi standar, kadang kuantitasnya belum mencukupi untuk kebutuhan industri.
Untuk di Batam sendiri, memang masih banyak juga bahan baku dan bahan penolong industri yang berasal dari luar negeri.
“Tidak banyak yang memakai bahan baku lokal dari daerah lain di Indonesia. Ini terjadi karena biaya transportasi yang lebih murah jika dipesan dari Singapura atau Malaysia ketimbang dari Jakarta. Jaraknya lebih dekat dan bebas pajak,” kata Rafki saat dihubungi pada Sabtu (13/6).
Untuk itu, lanjut Rafki, pihaknya berharap pemerintah bisa terus mendorong industri dalam negeri supaya bisa menghasilkan produk produk yang memenuhi standar internasional sehingga bisa dipesan oleh industri di Batam. Kemudahan mengirim barang dari daerah lain ke Batam juga harus dipermudah dan ongkosnya kalau bisa ditekan.
“Dengan begitu industri yang ada di Batam akan bisa memberikan manfaat bagi industri lainnya di dalam negeri,” kata Rafki lagi.
Salah satu UMKM yang sampai saat ini menjalin kerja sama dengan industri besar di batam adalah Fanindo Chiptronic. UMKM ini aktif menyuplai ethanol dan bahan kimia lainnya ke industri yang berfungsi sebagai bahan penolong industri. Tidak hanya satu, beberapa UMKM yang masuk dalam keanggotaan Apindo Batam sudah menjadi supporting industri besar.
Senada dengan Rafki, Anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Mulia Rindo Purba juga berharap ada dukungan agar UMKM di Batam bisa meningkatkan produktivitas mereka. Dorongan dari pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah menjadi hal yang harus dilakukan untuk mendukung peningkatan produktivitas UMKM ini sendiri.
Orientasi impor yang saat ini menjadi solusi, kata dia sudah harus mulai dipikirkan ulang. Memang itu memudahkan, tapi juga memiliki konsekuensi terhadap keberlangsungan hidup UMKM itu sendiri.
“Kita harus bantu tingkatkan produktivitas jangan hanya pikirkan impor murah. Selama ini banyak yang memakai zona aman,” kata Rindo.
*(Bob/GoWestId)