BADAN Pengusahaan (BP) Batam membuka kesempatan seluas-luasnya kepada perusahaan-perusahaan mancanegara maupun lokal, yang berminat untuk berinvestasi energi baru dan terbarukan (EBT) di Batam.
“BP Batam akan mendorong tercapainya target penggunaan energi terbarukan sejalan dengan program pemerintah untuk pembangunan yang berkelanjutan,” kata Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, Kamis (7/4).
Batam memiliki daya tarik yang bisa dimanfaatkan investor asing untuk berinvestasi di bidang EBT. Selain dekat negara konsumen seperti Singapura, Batam juga memiliki banyak industri sebagai calon konsumen. Potensi ini semakin besar, karena Batam berstatus sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (KPBPB).
KPBPB memiliki sejumlah insentif yang dapat menarik minat investor asing.
Jaringan listrik Batam juga tersambung lewat interkoneksi dengan Bintan yang juga memiliki sejumlah kawasan industri, sehingga potensi pemanfaatan EBT semakin besar.
Selain itu, kontur geografis Batam yang dikelilingi laut dan memiliki sejumlah waduk, sangat ideal menjadi lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Hingga saat ini, baru dua perusahaan yang sudah mengikat nota kesepahaman dengan BP Batam terkait pembangunan PLTS, yakni Sunseap dari Singapura dan Toba Bara Energy tahun lalu.
“PLTS ini merupakan energi terbarukan yang sangat diminati oleh berbagai perusahaan baik dalam maupun luar negeri. Walau saat ini BP Batam telah menandatangani nota kesepahaman, namun pada prinsipnya masih terbuka bagi perusahaan lainnya,” kata Tuty lagi.
Mengenai Sunseap dan Toba Bara Energy, Tuty menyebut keduanya masih dalam tahap pengkajian.
Meski sudah menandatangani nota kesepahaman, namun sifatnya belum benar-benar mengikat. Sehingga, jika ada perusahaan lain yang serius mau berinvestasi di bidang EBT, BP Batam akan membuka akses seluas-luasnya.
“Kami akan berikan kemudahan akses penelitian atau kajian, maupun perizinan pembangunan PLTS terapung tersebut. Batam memiliki 7 waduk yang dapat dimanfaatkan,” tuturnya.
Selain Sunseap dan Toba Bara Energy, Bright PLN Batam juga dikabarkan akan membangun PLTS bekerja sama dengan salah satu perusahaan Singapura.
Akhir tahun lalu, BP Batam juga menerima kunjungan perwakilan Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia.
Saat itu, Konsulat Bagian Komersial Kedubes Denmark, Jepsen Jacob Kohl mengatakan pihaknya ingin berdiskusi mengenai potensi kerja sama investasi di bidang PLTS, pengelolaan air dan limbah, serta green port.
“Melihat letak Batam strategis, dekat dengan Singapura, yang memiliki peluang bisnis bagus ke depannya. Tidak hanya itu, Batam memiliki banyak waduk yang berpotensi di bidang floating solar system. Hal ini sangat bermanfaat dan dapat menghemat energi,” ujarnya (leo).