TINGGINYA curah hujan yang terjadi diwilayah Kepulauan Riau, khususnya kota Batam dalam kurun waktu empat hari terakhir ini, banyak menimbulkan dampak musibah hampir diseluruh wilayah ini.
Selain menimbulkan banjir dan genangan air dimana-mana dengan ketinggian air rata-rata sampai pinggang orang dewasa, efek curah hujan juga mengakibatkan longsor perbukitan dibeberapa titik.
Salahsatunya terjadi di wilayah kecamatan Bengkong, tepatnya dibukit diwilayah RT 01/ RW 04 Kampung Belimbing, Kelurahan Sadai.
Bukit yang juga menjadi pembatas dengan wilayah RT 03 RW 20 Perumahan Cipta Permata ini, kembali mengalami longsor yang terbilang parah.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, akan tetapi material longsoran berupa tanah, batu dan pepohonan kembali menutup akses jalan lingkungan perumahan yang berada dibawah bukit tersebut.
Selain itu, longsor tersebut juga mengancam keselamatan jiwa warga baik yang berada diatas bukit, maupun yang berada dibawahnya.
Menurut Ketua RT 03 RW 20 Cipta Permata, Hengki, longsor terjadi pada Senin (13/01/2025) pukul 03.15 Wib dini hari, saat turun hujan dengan derasnya.
“Tadi malam sekitar pukul 03.15an saya dapat informasi dari petugas security kami, ada longsoran besar dilokasi ini. Memang sebelumnya saya juga sudah mewanti-wanti ke security untuk memantau lokasi itu” tutur Hengki dilokasi kejadian, Senin (13/01/2025) siang.
Hengki juga menambahkan, lokasi longsor tersebut merupakan titik lokasi longsor yang lama, dimana dilokasi itu pada awal tahun 2019 atau sekitar lima tahun yang lalu pernah juga terjadi longsor yang lebih besar.
Namun menurut Hengki, karena belum tertangani dengan baik, hingga saat ini dampak pasca longsor tersebut masih menyimpan segudang masalah bagi lingkunya.
“Longsor yang terjadi ini, adalah yang kedua kalinya yang terjadi. Pada tahun 2019 lalu pernah juga terjadi, dan lebih besar tingkat keparahanya. Sayangnya sampia longsor ini terjadi lagi, belum ditangani secara serius oleh pihak pemerintah” tambahnya.
Sementara itu lurah Kelurahan Sadai, Anugrah Hidayat saat meninjau lokasi kejadian bersama anggota DPRD dari Dapil Bengkong, Ruslan Sinaga, mengungkapkan pihaknya akan segera menindaklanjuti hasil pemantauan lapangan ke pihak pimpinan dan OPD terkait.
Anugrah juga membenarkan, lokasi longsor tersebut merupakan lokasi longsor yang pernah terjadi beberapa waktu sebelumnya.
“Ya kami tadi pagi dapat laporan dari perangkat lingkungan bahwa terjadi longsor lagi disini. Ini memang lokasi lama, sekitar awal tahun 2019. Kami segera laporkan ke pimpinan dan OPD terkait” jelas Anugrah.
Ia juga menyampaikan, sebenarnya saat kejadian ditahun 2019 pihak Pemko Batam akan segera melakukan penanganan pasca longsor tersebut dengan membangun batu miring. Namun mengingat ada beberapa hal kendala teknis, penyelesaian belum ada hingga saat ini.
“Waktu itu pihak pemerintah sebetulnya sudah mau melakukan penanganan dengan pembangunan batu miring, namun ada beberapa hal yang menjadi kendala, terutamanya dengan masyarakat yang ada dilokasi longsor, hingga terkendala sampai saat ini” tambah Anugrah.
Dilokasi yang sama, anggota DPRD Kota Batam, Ruslan Sinaga, merasa prihatin dengan adanya beberapa musibah alam yang terjadi khususnya di wilayah Bengkong akhir-akhir ini.
Ia berjanji akan terus mengawal hal-hal yang terkait upaya penanganan musibah bencana alam ini yang akan diambil oleh pihak pemerintah.
“Saya secara kelembagaan akan terus ikutserta mengawal upaya-upaya penanganan musibah bencana alam seperti yang terjadi disini. Nanti kami akan berkordinasi dengan mitra kerja di pemerintah yang menangani masalah ini” ujar Ruslan Sinaga.
Peninjauan lokasi longsorpun dilakukan oleh jajaran aparat Kepolisian dari Polsek Bengkong. Antara lain, Kanit Patroli Iptu Sarijan bersama Kanit Binmas Polsek Bengkong, Aiptu Erwin Sibarani yang didampingi Bhanbinkamtibmas Sadai, Aipda Agus Rianto dan Bripka Melki Crisman.
Warga Butuh Penanganan Kongkrit
Pantaun Gowest Indonesia dilokasi kejadian, nampak cukup memprihatinkan kondisi lokasi longsor tersebut. Material longsoran beruapa tanah tanah, batu dan puluhan batang pohon pisang nampak berserakan menutup jalan.
Nampak rumah yang berada persis dibawah bukit tersebut bagian dinding luarnya tertimpa reruntuhan pohon pisang, beruntung tidak mengakibatkan efek yang serius.
Begitupun halnya dengan rumah yang berada diatas bukit. Nampak pondasi rumah bagian belakangnya sudah berada dibibir jurang bukit tersebut.
“Kami berharap pemerintah segera melakukan upaya nyata terkait penanganan longsor ini. Apalagi jalan yang tertutup ini salahsatu akses penting untuk aktifitas warga. Mobil angkutan sampah sudah lama tak bisa lewat sini lagi karena tertutup” ungkap Imam S Arifin, Ketua RW 20 Cipta Permata dilokasi kejadian.
Senada dengan Imam S Arifin, ketua RW 04 Kamping Belimbing, Sri Suliyep, pun berharap yang sama.
“Iya mudah-mudahan pak lurah dan bu dewan bisa segera bisa merealisasikan rencana pembangunan batu miring itu” ungkapnya.
Sementara itu Johanes Boli, salahseorang warga pemilik bangunan rumah diatas bukit tersebut mengungkapkan, bahwa dari awal kejadian di tahun 2019 pihaknya bersama beberapa warga lainya, sudah diminta untuk pindah rumah sementara oleh pihak Pemko Batam.
Namun menurutnya, ia menyesalkan adanya ketidakpastian kepindahan tersebut, sampai dengan saat ini.
“Waktu kejadian tahun 2019, kami diminta oleh pak Amsakar (Wakil Walikota) untuk pindah rumah sementara saat ada kerjaan pembangunan. Namun tidak ada kejelasan selanjutnya sampai saat ini” ungkapnya.
Iapun berharap, pihak Pemko Batam agar segera mewujudkan rencana pembangunan batu miring dilokasi longsor tersebut.
(zah)