DEMI mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK), Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tolak mendatangkan sapi dari provinsi lain.
Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, mengatakan, saat ini, wabah PMK sudah menyebar di-19 provinsi di Indonesia, dengan rincian 208 kabupaten dan kota telah tertular.
“Jadi sementara ini kita tidak terima dulu pasokan sapi dari luar Provinsi Kepri,” kata Rahma, dikutip dari Antara, Kamis (23/6/2022).
Menurutnya, meski Kepri masih berstatus bebas penyakit pada hewan ternak itu, namun tentunya tetap menjadi perhatian khusus Pemko Tanjungpinang. Sehingga, tidak menimbulkan kekhawatiran masyarakat mengkonsumsi daging sapi apalagi menjelang Iduladha.
Ia juga menyampaikan kepada masyarakat bahwa sapi yang masuk ke Tanjungpinang adalah hasil peliharaan peternak di wilayah Kepri.
“Sapi didatangkan dari peternak di Natuna dan Anambas,” sebutnya.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang, Yoni Fadri, menyebutkan ketersediaan hewan kurban saat ini mencapai 918 ekor, di mana 650 telah terjual dan 268 belum terjual.
“Perkiraan kebutuhan hewan ternak untuk kurban jika memperhatikan jumlah masjid yang ada di Tanjungpinang sebanyak 180 dengan perkiraan jumlah pemotongan 5 ekor per masjid, maka jumlah hewan kurban dibutuhkan sebanyak 900 ekor sapi,” kata Yoni.
Adapun jumlah musala yang ada di Tanjungpinang tercatat sebanyak 132 dan diperkirakan membutuhkan 100 ekor sapi.
“Jadi asumsi kebutuhan sapi kurban diperkirakan 850 sampai 1.000 ekor. Kita (DP3) juga ada 27 ekor sapi yang akan dilelang, 8 ekor untuk kurban, sisanya bisa digunakan untuk sapi potong,” jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Kepri, Berry, mengapresiasi Pemkotl Tanjungpinang yang secara cepat dan aktif membentuk Satgas PMK, meskipun belum ada hewan ternak yang tertular.
“Mudah-mudahan adanya tim satgas ini semakin memperkuat komunikasi antarsektoral,” imbuhnya.
Terkait pemeriksaan dan pengawasan hewan kurban, Berry mengatakan, PDHI siap membantu apabila dinas membutuhkan tambahan dokter untuk memeriksa kesehatan hewan kurban sebelum dipotong.
Ia menyatakan PMK ini tidak ada obatnya, maka jalan satu-satunya yaitu vaksinasi terhadap hewan ternak yang rentan.
Dia menambah bahwa PMK ini tidak menular ke manusia, melainkan hanya kepada hewan yang rentan seperti sapi, kambing, kerbau, domba, dan satwa liar lainnya seperti rusa.
“Kita perlu antisipasi penularan PMK terhadap hewan ternak, karena mengakibatkan kerugian ekonomi bagi para peternak,” terangnya.
(*)
Gowest.id