PERWAKILAN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kini memili 280 pasang duta generasi berencana atau genre untuk membantu mencegah kasus stunting dari hulu dengan peran ketahanan remaja pra-nikah.
Kepala BKKBN Kepri, Rohina, mengatakan remaja harus diberi pembekalan penyiapan kehidupan berkeluarga sehingga mereka memiliki kesiapan dan perencanaan dalam membangun keluarga.
Dengan demikian, kata dia, Duta Genre memegang peran penting sebagai penyambung lidah ke masyarakat untuk mensosialisasikan berbagai program yang digagas oleh pemerintah melalui BKKBN.
“Jadi, dapat kami laporkan bahwa sampai 22 Mei 2023, capaian Duta Genre desa/kelurahan di Provinsi Kepri baru 280 pasang dari 417 desa/kelurahan atau sebesar 67,15 persen,” kata Rohina di Batam, dikutip dari Antara, Minggu (4/6/2023).
Rohina melanjutkan, selain bantuan dari Duta Genre, BKKBN juga menghadirkan peran Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang hingga Mei 2023 capaiannya sebesar 82 BAAS, yang terdiri dari TNI – Polri, pemerintah daerah, perbankan, perusahaan swasta hingga pengelola zakat.
“Kegiatan dilanjutkan dengan agenda Grebek Stunting, akan ada dua rumah yang akan kita kunjungi untuk pemberian paket BAAS berupa telur kepada keluarga yang berisiko stunting,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rohina mengatakan pihaknya juga akan memberdayakan para Duta Genre kelurahan yang ada didampingi oleh Satgas Stunting Provinsi Kepri untuk memberikan paket BAAS kepada 98 keluarga berisiko stunting yang sudah terdaftar.
Ia menjelaskan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Kepri sebesar 15,4 persen. Angka tersebut turun sebanyak 2,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar 17,6 persen.
Sebelumnya, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN, Nopian Andusti, mengatakan Duta Genre dapat membantu mencegah kasus stunting dari hulu dengan peran ketahanan remaja pra-nikah.
“Salah satu upaya percepatan penurunan stunting adalah dengan menggarap dari hulu, yaitu dari para remaja yang akan menjadi calon pengantin,” kata Nopian.
Menurut dia, remaja harus diberi pembekalan penyiapan kehidupan berkeluarga, sehingga mereka memiliki kesiapan dan perencanaan dalam membangun keluarga.
(*/pir)