ARENA Colosseum yang merupakan salah satu bangunan peninggalan Romawi Kuno di Italia akan direkonstruksi.
Rekonstruksi ini menyangkut perbaikan sekaligus pemasangan lantai dasar berteknologi tinggi.
Pemerintah Italia akan menambahkan lantai yang dapat dibuka dan ditutup, sehingga pertunjukan dapat diadakan di dalam arena.
Melalui rencana yang dikembangkan oleh Taman Arkeologi Colosseum dan Kementerian Warisan Budaya serta Kegiatan dan Pariwisata Italia, lantai arena yang telah lama hancur akan dipulihkan kembali.
“Rekonstruksi arena Colosseum adalah ide bagus yang akan kami lakukan,” kata Menteri Warisan Budaya dan Kegiatan dan Pariwisata Dario Franceschini seperti dikutip dari Dezeen, Selasa (12/01).
Rekonstruksi ini diklaim akan menjadi intervensi teknologi yang hebat dan memberi pengunjung kesempatan untuk melihat ruang bawah tanah sekaligus mengagumi keindahan Colosseum dari tengah arena.
Dario menjelaskan, tujuan dilakukannya perbaikan ini adalah agar permukaan lantai arena Colosseum dapat digunakan kembali.
“Tujuannya adalah membuat permukaan lantai arena Colosseum dapat digunakan kembali dan untuk mengidentifikasi solusi teknologi yang kompatibel dan sekaligus menutupi ruang bawah tanah,” tutur Dario.
Dengan demikian, area ini masih dapat dilihat dan ditutup usai pertunjukan, sehingga terlindung dari cuaca buruk.
Hal itu juga akan menambah minat dan kepuasan para wisatawan yang datang ke lokasi tersebut.
Saat ini, Pemerintah Italia sedang mencari tim desain untuk membuat lantai yang bisa dibuka-tutup dan ditempatkan di tengah arena di atas hypogeum.
Hypogeum merupakan struktur dua lantai yang berisi delapan puluh lift yang digunakan untuk membawa hewan dan gladiator langsung ke arena.
Kondisi hypogeum tersebut terbuka lama sejak lantai kayu arena itu rusak.
Pemerintah memberi batas waktu kepada tim desain untuk mengajukan penawarannya hingga 1 Februari 2021.
Dimulai 2023
Rencananya, rekonstruksi lantai Colosseum ini akan dimulai pada tahun 2023. Lantai yang dapat dibuka akan mencakup serangkaian lift untuk menghubungkan area bawah tanah dengan lantai arena.
Biaya rekonstruksi diperkirakan senilai 18,5 juta euro atau ekuivalen dengan Rp 317 miliar.
Dario menegaskan, arena baru harus dipahami sebagai lantai kesatuan, dengan konten teknologi tinggi, yang terdiri dari perangkat pembuka dan penutup mekanis modern.
Hal ini memungkinkan pengunjung untuk memahami sinergi dan hubungan dekat dengan bawah tanah yang bernuansa kuno.
Untuk diketahui, arena Colosseum diperkirakan dapat menampung antara 50.000 hingga 80.000 orang dan digunakan untuk kontes gladiator selama Kekaisaran Romawi.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, arena itu rusak tetapi tetap menjadi salah satu simbol Romawi Kuno yang paling dikenal.
Colosseum adalah salah satu atraksi yang paling banyak dikunjungi di Roma dengan sekitar tujuh juta turis berkunjung setiap tahun.
(*)