- Nama : Alun-alun Engku Puteri Batam
- Lokasi : Jalan Engku Puteri Batam Center, Batam
- Luas : 30.231 meter persegi dan 19.244 meter persegi (dua sertifikat)
ENGKU Putri Center Park Batam atau yang dikenal sebagai Alun-Alun Kota Batam, yang merupakan sebuah public space, yang dibangun disekeliling area pemerintahan dan perekonomian di Batam.
Mulai dibangun sekitar tahun 1999 oleh Badan Otorita Batam, bersamaan dengan pembangunan gedung kantor pemerintah kota Batam. Fasilitas ini mulai berfungsi pada 2001 bersamaan dengan berfungsinya gedung pemerintah kota Batam yang sebelumnya berada di Sekupang.
Pada tahun 2019, kepemilikan asetnya dihibahkan secara resmi dari BP Batam (sebelumnya Otorita Batam) ke Pemko Batam. Aset yang diserahkan sertipikat tanahnya yaitu Alun-alun Batam Centre atau Dataran Engku Putri. Sertipikat tanah untuk alun-alun kota ini dibagi menjadi dua, dengan luasan masing-masing 30.231 meter persegi dan 19.244 meter persegi.
DATARAN Engku Puteri atau alun-alun Engku Puteri merupakan ruang terbuka umum yang ada di kota Batam. Lokasinya strategis karena berada di pusat pemerintahan kota di wilayah Batam Centre. Dataran Engku Puteri mulai dipugar menjadi bentuknya seperti sekarang pada tahun 2009.
Prosesnya dilakukan secara bertahap. Melalui tambahan dana dari pemerintah pusat saat penyelenggaraan MTQ tingkat Nasional beberapa tahun lalu, dataran Engku Puteri memiliki fasilitas Astaka yang kini difungsikan sebagai museum kota Batam.
Alun-alun Engku Putri sudah menjadi ikon kota Batam, yang merupakan sebuah public space, yang dibangun di sekeliling area pemerintahan dan perekonomian di Batam.
Beberapa gedung pemerintahan seperti kantor Wali Kota Batam, kantor DPRD Batam, kantor BP Batam, Kejaksaaan Negri Batam, Pengadilan Negri Batam, Bank Indonesia Wilayah Kepri dan kantor penting lainnya ada di kawasan ini.
Sebagai public space, Dataran Engku Putri, kini telah menjelma menjadi sarana favorite bagi warga Batam untuk melakukan aktifitas.
Berbagai kegiatanpun kerap digelar dilapangan ini. Baik acara resmi pemerintahan, maupun acara yang digelar oleh masyarakat umum.
Pemerintah Kota Batam (Pemko Batam) secara rutin menggelar upacara bendera peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus di lapangan ini.
Museum Raja Ali Haji
MUSEUM Raja Ali Haji awalnya sempat dinamakan ‘museum Madani’ atau ‘museum Al Madinah’ sebelum berubah jadi nama seperti sekarang. Merupakan sebuah daya tarik wisata budaya yang memikat, yang menawarkan para pengunjung sebuah perjalanan masa lalu yang kaya akan sejarah kejayaan pemerintahan di masa lampau.
Museum daerah pertama milik pemerintah Kota Batam yang terletak dalam satu kawasan dengan Kantor Walikota Batam, dan Alun-Alun Batam Centre yang didaftarkan sejak tahun 2019 ini memiliki 15 ruang pamer koleksi yang memuat sejarah berdirinya Pulau Batam.
Keseluruhan ruang pamer tersebut membentuk suatu alur besar yang menggambarkan perjalanan Kota Batam sejak zaman Kerajaan Melayu Riau-Lingga, penjajahan Belanda dan Jepang, masa kemerdekaan, hingga Kota Batam pada saat menjadi Kota Administratif dan Kotamadya seperti saat ini.
Saat masuk ke museum, pengunjung akan disajikan dengan beragam koleksi peninggalan kesultanan zaman dulu yang dipajang di setiap sudutnya.
Museum Raja Ali Haji bukan hanya sekedar menjadi tempat wisata, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan pembelajaran bagi masyarakat sekitar dan wisatawan.
Program-program edukasi yang diadakan di museum ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah lokal.
(Sus)
Video courtessy : Beplus Indonesia