Natuna
Demam hingga Sesak Mulai Serang Pengungsi Longsor Serasan Natuna

BENCANA tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, sudah sepekan berlalu. Seribuan lebih warga masih bertahan di tempat pengungsian.
Namun, sejumlah pengungsi korban bencana longsor di Pulau Serasan mulai mengeluhkan berbagai penyakit yang menyerang mereka, mulai demam hingga sesak.
“Banyak pengungsi mengalami keluhan kepada tim satgas gabungan seperti demam, diare, batuk dan pilek, sampai dengan sesak,” kata Satgas Medis RSAU Lanud RSA, Letda Kes dr Ghani Abdurrahman, di Serasan, dikutip dari Antara, Minggu (12/3/2023).
Untuk mengatasi beragam keluhan penyakit para pengungsi tersebut, Tim Satgas Medis Lanud Raden Sadjad (RSA) melakukan pengobatan ke rumah warga yang menjadi tempat pengungsian bencana longsor.
“Tim Satgas Medis Lanud Raden Sadjad bergerak cepat menjemput bola dengan cara mendatangi rumah warga yang dijadikan tempat pengungsi untuk diberikan pertolongan pengobatan,” ungkapnya.
Ia mengatakan aksi tersebut merupakan upaya pencegahan penyakit para pengungsi agar tidak bertambah parah dan memutus penularan penyakit bagi warga pengungsi yang terdampak bencana.
Sementara itu, Operasional Tim SAR Gabungan tanggap bencana pencarian korban longsor di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepri diperpanjang tiga hari ke depan karena belum semua korban ditemukan hingga berakhir masa tanggap darurat pada pekan ini.
“Upaya pencarian hari ketujuh terhadap korban bencana alam longsor oleh Tim SAR Gabungan hingga sore hari berhasil mengevakuasi dua orang korban dalam kondisi meninggal dunia,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna selaku SAR Mission Coordinator (SMC) Tim Tanggap Bencana Longsor Serasan dan Serasan Timur, Abdul Rahman, di Natuna, Minggu malam.
Ia menyampaikan jumlah korban keseluruhan yang telah berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan sebanyak 46 orang meninggal dunia, satu di antaranya belum berhasil diidentifikasi dan delapan orang masih dalam pencarian.
“Sehubungan dengan masih adanya korban yang belum ditemukan, kami mengusulkan agar operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban diperpanjang selama tiga hari ke depan hingga tanggal 15 Maret 2023,” ujarnya.
Ia juga berharap, dengan perpanjangan waktu proses pencarian, seluruh korban yang masih dalam pencarian dapat segera diketemukan dan operasi dapat berjalan optimal mengingat kondisi cuaca yang sering berubah-ubah.
(*/pir)