SEBUAH bunker tua, diperkirakan sudah ada sejak akhir abad ke-19, berada di Desa Rantau Kasih Kecamatan Lawang Wetan, kabupaten Musi Banyuasin. Bunker tersusun dari deretan batu bata tua sepanjang 100 meter. Yang menarik, pada deretan batu bata tua tersebut, terdapat tulisan : ‘Batam’.
Tim GoWest.ID melansir informasi dari laman harianmuba, lokasi bunker tua itu terletak di Dusun III, Desa Rantau Kasih, Kecamatan Lawang Wetan. Peninggalan bersejarah tersebut hampir terkubur.
“Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin tidak banyak yang mengetahui hal ini karena minimnya publikasi dan dokumentasi sejarah peninggalan masa kolonial ini,” jelas Sekretaris POKDARWIS Muba, Hardoni Syafriansyah.
Masyarakat sekitar yang mengetahui keberadaan situs sejarah tua ini, biasa menyebutnya sebagai Goa Belanda. Lokasinya terhampar pada lahan seluas 100 meter persegi. Sudah banyak bebatuan yang runtuh termakan usia.
“Pada bunker dan sisa reruntuhan ditemukan batu bata bertuliskan ‘Batam’ dan ‘Benson’, ” lanjut Doni.
Doni menjelaskan Berdasarkan catatan sejarah, batu bata merk ‘Batam’ dibuat oleh perusahaan Batam Brick Work yang didirikan oleh Raja Haji Kelana pada tahun 1898. Sementara pabrik batu bata ‘Benson’ berdiri Pada tahun 1894 di bagian timur Kota Benson yang disebut Sekolah Riverside.
Doni menjelaskan dari data yang dihimpun, selain bunker, dulu ada menara, tiang-tiang bangunan, dan juga lubang semacam kolam, dulunya. Ia tidak mengetahui fungsi dan kegunaannya.
“Namun, sekarang menara dan tiang bangunan tersebut sudah hancur, serta kolam-kolam itu semakin lapuk ditutupi semak belukar,’ lanjutnya.
Pabrik Batu Bata ‘Batam’
Berdasar catatan sejarah, pabrik batu bata pertama di Batam didirikan oleh Raja Ali Kelana bersama seorang pengusaha kaya dari Singapura bernama Ong Sam Leong, sekitar tahun 1896 – 1898 silam.

Lokasinya, diperkirakan berada di sekitar kawasan industri Tanjung Uncang saat ini. Beberapa waktu lalu, tim sejarah pemerintah kota Batam, menemukan cerobong asap pabrik batu bata Batam Brick Works yang berlokasi di Tanjung Uncang, depan PT Viking Engineering Kecamatan Batu Aji.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, Muhammad Zen mengatakan, ada rencana pemindahan cerobong asap pabrik batu bata Batam Brick Works menjadi salah satu koleksi Musuem Batam Raja Ali Haji.
Ia menyebutkan cerobong asap ini memiliki ukuran tinggi 3,5 meter, lebar 170 centi meter, diameter cerobong asap 65 centi meter, dan tebal bangunan 52 centi meter.
Pada masa Raja Ali Kelana, pabrik Batam Brick Works mampu memproduksi 30.000 batu bata keras (hard burnt brick) dengan kualitas bagus per hari-nya. Pada produk batu bata tersebut, biasanya tertulis kata “BATAM”.
(ham)