DATA dari Manggala Agni Daops Batam, selama tiga bulan ini setidaknya telah terjadi 21 kali kebakaran, dengan perincian 6 kebakaran terjadi di bulan Januari; 10 kejadian kebakaran di bulan Februari; dan 5 kali kebakaran di awal bulan Maret 2020 ini. Dari jumlah itu diperkirakan sudah ada sekitar 100 hektar lahan di Batam yang mengalami kebakaran. Sedikit berbeda dengan kebakaran yang terjadi pada tahun lalu, saat ini area lahan yang terbakar lebih luas.
“Bisa jadi lebih luas, itu hanya sebagaian yang kecil kecil aja proses pengukuran cepat. Kalau yang besar-besar belum kami lakukan pengukuran,” kata Anggota Manggala Agni Daops Batam, Edy Hermansyah saat pada Sabtu (7/3).
Pada prosesnya, pihaknya kerap kali menemukan tantangan melakukan pemadaman karena topografi area kebakaran adalah perbukitan. Sumber air di lokasi kebakaran juga kadang ada kadang tidak ada sehingga butuh waktu untuk melakukan pemadaman. Meskipun demikian, etapi berkat kerja sama seluruh stakeholder terkait, kebakaran yang terjadi selalu dapat tertangani.
“Kalau di Batam paling lama 3 hari untuk saat ini bisa dipadamkan,” kata Hermansyah lagi.
Kebakaran yang terjadi dibatam selalu disebabkan oleh kelalaian manusia. Hal tersebut cukup disayangkan mengingat Batam sangat membutuhkan hutan sebagai daerah penyimpanan air. Hermansyah mengaku tindakan tegas terhadap oknum yang melakukan pembakaran ini juga telah dilakukan, namun tetap saja masih ada yang melakukan tindakan yang menyebabkan terjadinya kebakaran.
Tidak hanya sebatas melakukan pemadan, Manggala Agni Daops Batam juga terus melakukan sejumlah upaya untuk menekan jumlah kebakaran di Batam. Diantaranya melakukan edukasi kepada masyarakat, patroli di kawasan hutan, inventarisasi sumber air, pemetaan titik rawan kebakaran, dan berkoordinasi dengan aparat setempat.
*(Bob/GoWestID)