DEMONSTRASI menuntut pasokan air bersih yang dilakukan Warga Perumahan Putra Jaya baru-baru ini mendapat atensi dari DPRD Kepri. Wakil Ketua Komisi III DPRD Kepri, Nyanyang Haris Pratamura mengatakan pihaknya segera memanggil Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Moya selaku operator, yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air di Batam.
“Menurut saya, untuk saat ini persoalan berasal dari salurannya, baru dari hulunya. Proses distribusi air ini membutuhkan teknologi yang mumpuni untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat Batam yang semakin bertambah,” kata Nyanyang saat ditemui di Tiban, Sekupang, Sabtu (12/11).
Menurut politisi Partai Gerindra ini, baik BP Batam dan Moya harus menyesuaikan distribusi air dengan kondisi terkini di Batam. “Dulu kan perumahan masih sedikit. Tapi saat ini terus bertambah. Saya ingatkan BP Batam dan Moya agar pengelolaan air yang dibutuhkan masyarakat segera dituntaskan,” tegasnya.
Nyanyang kemudian mengatakan bahwa DPRD Kepri akan segera memanggil BP Batam dan Moya untuk menjelaskan persoalan pasokan air bersih di Batam. “Banyak konstituen, tokoh masyarakat, dan warga juga mengeluh. Kami akan panggil, supaya tahu bagaimana sebenarnya pelayanan air di Batam ini,” imbuhnya.
Batam sudah dirancang sebagai kota industri, sehingga mengenai utilitas seperti air dan listrik sudah dirancang untuk mendukung keberlangsungan kota perdagangan dan pelabuhan bebas tersebut. “Kami secara langsung memang tidak dapat intervensi, tapi persoalan ini juga bagian dari substansi DPRD Kepri, karena konstituen masyarakat berada di bawah kami,” ungkapnya.
Sebelumnya, warga Perumahan Putra Jaya Residence berdemo di depan Gedung BP Batam menuntut suplai air bersih selama 24 jam. Selama ini, air hanya mengalir di tengah malam, sehingga mengganggu istirahat warga yang juga harus bangun pagi untuk bekerja (leo).