HUJAN deras yang mengguyur sebagian besar diwilayah kota Batam mulai pukul 04.30 pada Minggu (8/12) kemarin, mengakibatkan longsornya tebing yang berada dibelakang Perumahan Cipta Permata Kelurahan Sadai, Bengkong.
Tebing setinggi 15 meter yang berada di sempadan antara RW 20 Cipta Permata dengan RW 04 Kampung Belimbing ini, pada Minggu pagi sekira pukul 07 longsor dengan menghempaskan puluhan kubik tanah merah dan bebatuan serta sampah.

Tak pelak kejadian longsor tersebut mengundang banyak perhatian warga Perumahan Cipta Permata, terutama yang berada dekat lokasi tersebut, serta sejumlah pengurus lingkungan baik dari RW 20 Cipta Permata maupun RW 04 Kampung Belimbing.
Beruntung saat kejadian tersebut tidak menimbulkan korban. Akan tetapi jatuhan material longsor dari bukit yang juga di atasnya terdapat Tower jaringan SUTET (Saluran Utama Tegangan Tinggi) milik PLN Bright.
Kondisi itu mengakibatkan terganggunya aktifitas warga Perumahan Cipta, karena jatuh tepat di tengah-tengah jalan perumahan warga RT 03 RW 20 Cipta Permata.

Melihat kondisi tersebut dan khawatir adanya longsor lanjutan yang lebih parah, sejumlah tokoh masyarakat dan pengurus lingkungan dari RW 20 dan RW 04 melakukan kordinasi mencari upaya agar hal tersebut segera bisa diatasi.
Salah satunya adalah melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah secara berjenjang mulai dari Lurah Sadai, Camat Bengkong dan Instansi terkait lainya.
Merespon adanya laporan kejadian tersebut, pada Senin (9/12) pagi Pemerintah Kota Batam melalui Kepala Dinas PU Bina Marga Yumasnur dan Kepala Dinas Perkimtan, Eryudhi Apriadi meninjau langsung ke lokasi longsor tersebut didampingi Camat Bengkong M Tahir dan Lurah Sadai, Firdaus.
Tampak hadir juga Ketua LPM Sadai, Hadis Hamzah, Ketua RW 20 Cipta Permata Sudiyono dan Ketua RW 04 Kampung Belimbing, M Jahed serta sejumlah tokoh masyarakat dan warga lingkungan setempat.

Saat berada di lokasi kejadian, dua pimpinan OPD teknis kota Batam ini langsung mengecek kondisi sekitar lokasi tersebut dan menggali informasi dari warga terkait kejadian longsor tersebut.
” Ya kami mendapat laporkan kejadian ini, dan pimpinan langsung memberikan isntruksi untuk melakukan pengecekan ke lapangan, yang selanjutnya mencari upaya yang diperlukan sesegera mungkin” kata Yumasnur.
Saat berdialog dengan Ketua RW 20 dan RW 04 dan masyarakat sekitar terkait upaya pemerintah untuk melakukan perbaikan dan penanggulangan selanjutnya, Yu sapaan akrab Yumasnur menambahkan, pada prinsipnya pemerintah bisa melakukan perbaikan lokasi dan pencegahan longsor ke depannya sesegera mungkin.
Akan tetapi mengingat di lokasi bukit yang longsor tersebut bagian atasnya ada rumah warga, jadi warga tersebut harus bisa dipindahkan keluar lokasi longsor tersebut.
“Secara teknis, kami bisa membangun batu miring atau yang sejenisnya disini, akan tetapi karena medanya cukup tinggi hampir 15 meter, sehingga bangunan batu miring yang akan dibangun tersebut harus dibuat berundak-undak, sehingga kemiringanya tidak terlalu tajam. Kondisi ini tentunya membutuhkan lahan yang lebar diatasnya, sementara saya tadi melihat diatas sana ada beberapa rumah tinggal warga setempat” ujar Yu.
“Intinya tolong pak RW berikan pengertian ke warganya agar bisa pindah dari lokasi tersebut, agar terhindar dari bahaya longsor dan juga agar pemerintah bisa segera melakuan kegiatan pembangunan disini” pungkas Yu.
Informasi yang dihimpun Gowest.id di lapangan, kejadian longsor bukit tersebut ini adalah yang kedua kalinya.
Sebelumnya pada akhir tahun 2014 yang lalu dengan kondisi yang sama saat hujan deras, bukit tersebut longsor di lokasi yang sama persis dengan kejadian saat ini. Namun upaya-upaya warga untuk menanggulangi kejadian longsor saat itu sampai kejadian longsor pada hari Minggu yang lalu tidak membuahkan hasil.
Baik itu upaya ke pemerintah kota Batam saat itu, pihak pemilik Tower Sutet (PLN Bright) maupun DPRD Batam.
*(zhr/GoWestId)


