Hubungi kami di

Uang

Ekspor Batam Meroket, Tertolong Perang Dagang dan Ekspansi PMA

Terbit

|

Ilustrasi kegiatan ekspor. F unsplash

KONDISI kegiatan ekspor Batam terus mengalami peningkatan signifikan, pasca pandemi Covid-19 tidak lagi menjadi ancaman serius. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, ekspor Batam pada Agustus 2022, naik 53,62 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 686,7 juta. Ekspor Batam ini meningkat tertolong efek perang dagang dan ekspansi Penanam Modal Asing (PMA) di kawasan industri.

“Penyebabnya karena naiknya sektor non migas sebesar 62,83 persen. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya, ekspor Batam naik 97.53 persan dengan total nilai ekspor sebesar US$ 970,65 juta,” kata Kepala BPS Batam, Rahmad Iswanto, Kamis (6/10).

Kenaikan per tahun tersebut karena naiknya ekspor sektor migas sebesar 7,71 persen dan sektor non migas sebesar 110,885 persen. Secara keseluruhan, ekspor Batam sepanjang Januari-Agustus 2022 sebesar US$ 10.349,99 juta.

“Jika dibandingkan dengan ekspor Januari-Agustus 2021, maka ada kenaikan 40,33 persen dengan total ekspor snilai US$ 2.974,58 juta. Kenaikan di 2022 karena naiknya ekspor kumulatif sektor non migas sebesar 43,64 persen,” tuturnya.

BACA JUGA :  Pemko Batam Salurkan Bantuan Program Keluarga Harapan Senilai Rp 15 Miliar

Nilai kumulatif ekspor Batam menyumbang 76,67 persen dari total keseluruhan ekspor Riau yang sebesar US$ 13.499,45 juta.

Sementara itu, Ketua Bidang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Tjaw Hioeng mengatakan kegiatan ekspor Batam terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

“Ekspor tahun ini melampaui ekspor tahun-tahun sebelumnya, dimana di 2020 seesar US$ 9.522,13 juta, di 2019 sebesar US$ 9.674,45 juta dan di 2018 sebesar US$ 9.507,43 juta,” paparnya.

Kontribusi sektor non migas sangat besar untuk total ekspor Batam, dimana sumbangannya mencapai 90,52 persen dari ekspor Batam tahun ini. “89,87 persen diantaranya dari hasil industri, dan 65 persen dari jumlah tersebut berasal dari golongan mesin dan peralatan listrik serta pesawat mekanik,” tuturnya.

Tjaw juga mengungkapkan bahwa meningkatnya nilai ekspor tidak terlepas dari efek perang dagang antara Amerika dan China yang terus berlanjut.

BACA JUGA :  Pemprov Kepri Berikan Sanksi Kepada ASN Berpolitik

“Kita dapat limpahan dari perang dagang, dimana tujuan ekspor Batam terbesar ke-2 menuju Amerika sebanyak US$ 2.049,16 juta, setelah Singapura di urutan pertama (US$ 4.530,48 juta). Sedangkan China sendiri menempati urutan ke-4 dengan total ekspor US$ 451,31 juta,” ungkapnya.

Selain efek perang dagang, perluasan sejumlah PMA di kawasan industri juga turut menyumbang dampak positif pada kegiatan ekspor Batam.

“Beberapa perusahaan di sejumlah kawasan industri juga melakukan expansi secara besar-besaran terutama yang kegiatan ekspornya ke Amerika. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu penyediaan lahan yang clean and clear dalam pembangunan kawasan industri sesuai peruntukannya seperti di Kabil dan lainnya,” ucapnya.

Untuk mendukung perkembangan tersebut, ketersediaan listrik dan suplai air baku menjadi sangat vital. “Perannya penting untuk menarik ivnestasi baik yang sudah ada maupun baru. Sedangkan terkait rencana penyesuaian tarif listrik, perlu pembahasan lebih lanjut sehingga tidak benar-benar memberatkan industri,” pungkasnya (leo).

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook

[GTranslate]