SESUAI permintaan warga Rempang soal penanganan status pulau itu dan masa depan mereka, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, akhirnya menemui masyarakat di pulau itu, Selasa (22/8/2023).
Namun, kehadiran Kepala BP Batam hanya disambut beberapa perwakilan masyarakat dari Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate.
Sehari sebelumnya, Senin (21/8/2023), warga sempat memblokade jalur di sekitar jembatan 4 Barelang, untuk menahan tim pengukuran lahan yang datang ke sana. Warga meminta bertemu dahulu dengan kepala BP Batam, sehubungan penetapan tempat tinggal mereka sebagai kawasan ECO City oleh pemerintah.
Menurut Kabiro Humas BP Batam, Ariastuty Sirait pertemuan itu merupakan bentuk perhatian Kepala BP Batam kepada masyarakat Rempang. Harapannya, ada solusi terbaik untuk pengembangan ke depan.
Ariastuty juga menjelaskan bahwa kehadiran orang nomor satu di Kota Batam itu juga bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait pengembangan Rempang Eco-City ke depan.
“Pengembangan ini merupakan proyek strategis nasional. Semoga setelah pertemuan di Galang, masyarakat bisa mendapatkan penjelasan detail terkait perencanaannya,” katanya.
Selain Kepala BP Batam, pertemuan itu juga dihadiri oleh Kapolresta Barelang, Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto, dan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0316/Batam, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Galih Bramantyo.
“Saya harapkan permasalahan Rempang ini bisa diselesaikan dengan cara yang dingin dan hati tenang. Tetap berpikir sebelum bertindak,” ujar Kapolresta Barelang, Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto di lokasi pertemuan.
Dalam pertemuan itu, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP) Batam memastikan untuk memenuhi kompensasi bagi warga Pulau Rempang yang direlokasi karena masuk dalam kawasan pengembangan eco-city.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi menyebutkan, sejumlah kompensasi yang akan disiapkan yaitu kaveling seluas 500 meter persegi dengan rumah tipe 45 senilai Rp125 juta, fasilitas umum dan sosial, dermaga, serta fasilitas alat tangkap nelayan bagi warga setempat.
“Relokasi yang disiapkan salah satunya, yaitu satu rumah seharga Rp125 juta, fasum disiapkan, pelabuhan kita bangun, air listrik juga akan kita masukkan. Maunya kita masyarakat tetap sejahtera,” kata Rudi usai berdiskusi dengan warga Rempang, Selasa (22/8/2023).
Ia menjelaskan luas lahan relokasi untuk rumah warga Pulau Rempang diperkirakan cukup untuk 2.000 kepala keluarga.
(dha)