KENAIKAN harga Avtur dan tarif angkutan udara menjadi potensi inflasi, yang dapat menyebabkan kenaikan harga barang-barang komoditi harus diwaspadai bulan ini. Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Musni Hardi menyebut memasuki Agustus, tekanan inflasi dari harga avtur dan tiket pesawat diperkirakan masih berlanjut, namun cenderung melemah.
“Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai, yakni Masih tingginya harga energi secara global yang dapat mendorong kenaikan harga avtur dan berlanjutnya kenaikan tarif angkutan udara, serta inflasi pada kelompok biaya pendidikan,” katanya, Selasa (2/8).
Sementara itu, tekanan inflasi kelompok dari bahan makanan diperkirakan berkurang seiring panen yang dimulai pada akhir Agustus. Sehubungan dengan hal tersebut, upaya pengendalian inflasi oleh TPID akan difokuskan untuk memantau perkembangan harga dan kelancaran pasokan bahan pangan terutama aneka cabai, bawang merah, dan sayur-sayuran.
“Dalam hal ini, TPID juga akan melakukan operasi pasar murah. Selain itu, TPID juga akan terus mendorong realisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan daerah penghasil baik di internal maupun luar Provinsi Kepri. Dalam jangka panjang, TPID akan terus mendorong upaya peningkatan kapasitas produksi lokal melalui penguatan kelembagaan nelayan dan petani, perluasan lahan, dan implementasi teknik budidaya yang lebih baik seperti Program Lipat Ganda, serta program Pekarangan Pangan Lestari (P2L),” ungkapnya.
Sebelumnya, inflasi Kepri di bulan Juli kemarin bersumber dari kelompok transportasi, khususnya tarif udara, Selain itu tekanan inflasi juga didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau utamanya pada cabai merah dan bawang merah.
“Kenaikan tarif angkutan udara didorong oleh kenaikan harga avtur di tengah kenaikan permintaan seiring kebijakan pelonggaran mobilitas. Sementara itu, inflasi cabai merah dan bawang merah utamanya disebabkan karena terbatasnya pasokan akibat gangguan cuaca di sentra produksi,” jelasnya.
Secara spasial, Batam dan Tanjung Pinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,61 persen (mtm) dan 0,66 persen (mtm). “Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Batam mengalami inflasi sebesar 6,15 persen (yoy) dan Tanjung Pinang sebesar 5,59 persen (yoy) (leo).