“Ada hal-hal yang kadang kita merasa seperti dianaktirikan”, kata Hartoyo saat mengenang awal pekerjaannya di pemerintah kota Batam.”
————
KEWENANGAN Pemerintah Kota Batam saat itu hingga menjelang akhir tahun 90-an tergolong minim. Salah satunya, berfungsi mengelola data kependudukan dan menerbitkan KTP.
Ia pernah berharap suatu saat kewenangan yang dipegang Otorita Batam saat itu yang luas dan besar, bisa beralih ke Pemerintah Kota melalui Walikotanya.
Harapannya kini kesampaian, walau ia tidak berada lagi di dalam sistem pemerintahan.
Pria yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Kepulauan Riau ini juga berkisah banyak tentang Batam yang merupakan tempat hidupnya sejak dahulu, termasuk berkarier sebagai abdi negara.
Saat ditugaskan di Jakarta sebagai biro penghubung Pemerintah Kota Batam sekitar tahun 1998, ia menjadi salah satu saksi sejarah yang melihat begitu chaos-nya ibukota. Hartoyo terpaksa harus berada di tengah-tengah kerusuhan massa yang liar saat itu karena alasan pekerjaan.
Hartoyo yang sedari lulus kuliah bekerja sebagai PNS, ternyata pernah juga merangkap tugas sebagai wartawan koran Riau Pos. sebuah koran lokal yang diterbitkan dari ibukota Riau, Pekanbaru (Kepulauan Riau masih tergabung sebagai bagian dari provinsi Riau saat itu, pen).
Simak bagian kedua obrolan kami bersamanya :
HARTOYO SIRKOEN ; “HIS STORY OF BATAM” | NGOBROL EVERYWHERE Part. 2
(nes)