MILITER Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan tim dan pesawat militer untuk membantu Indonesia dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala – 402 yang masih dinyatakan hilang.
Dikutip dari detik.com seperti yang dilansir dari AFP, Jumat (23/4), hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, John Kirby, dalam pernyataannya.
Disebutkan Kirby bahwa Departemen Pertahanan AS ‘sangat sedih’ saat mendengar kabar hilangnya kapal selam Indonesia yang membawa 53 awak di dalamnya pada Rabu (21/4) waktu setempat saat melakukan latihan di perairan Bali.
“Pikiran kami tertuju pada para pelaut Indonesia dan keluarga mereka,” tutur Kirby dalam pernyataannya.
“Atas undangan pemerintah Indonesia, kami mengirimkan aset-aset udara untuk membantu dalam pencarian kapal selam yang hilang,” ucapnya, tanpa menjelaskan aset udara yang dimaksud.
Lebih lanjut, Kirby menyatakan bahwa Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, akan berbicara dengan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, pada Jumat (23/4) waktu setempat.
“Untuk menyampaikan kesedihan kami dan untuk membahas bagaimana lagi Amerika Serikat bisa membantu,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya bahwa KRI Nanggala-402 buatan Jerman pada hari Rabu (21/4) sedang melakukan latihan torpedo di perairan utara pulau Bali sebelum hilang kontak. Upaya pencarian sedang berlangsung 60 mil (96 km) dari Bali untuk menemukan 53 anggota kru kapal selam tersebut.
Dalam laporan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan bahwa tumpahan minyak terlihat di dekat lokasi penyelaman kapal.
Para awak kapal selam diperkirakan akan memiliki pasokan oksigen yang cukup hingga Sabtu (24/4) pagi, namun waktu berjalan cepat saat tim penyelamat menyisir perairan Bali untuk mendeteksi keberadaannya saat ini.
Operasi pencarian atas KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan utara Bali pada Rabu (21/04) terus dilakukan di tengah makin menipisnya persediaan oksigen di kapal selam TNI Angkatan Laut itu.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono, mengungkapkan bahwa KRI Nanggala 402 memiliki persediaan oksigen untuk 72 jam ke depan, atau sekitar tiga hari setelah hilang kontak.
“Jadi bila hilang kontak kemarin jam 3 jadi sampai hari Sabtu jam 3 cadangan oksigen masih ada,” kata KSAL dalam jumpa pers bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Badung, Bali Kamis (22/04).
KSAL mengungkapkan bahwa KRI Nanggala 402 sebelum hilang kontak tengah mengikuti latihan penembakan rudal dan torpedo. Latihan yang digelar TNI AL itu diikuti 21 kapal KRI, 5 pesawat dan 2 kapal selama, termasuk KRI Nanggala 402.
Namun, sejak hilangnya kapal selam dengan 53 awak itu, latihan dihentikan dan kini semuanya terfokus pada pencarian.
Sebelumnya, dalam jumpa pers Kamis pagi (22/04), Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Achmad Riad, mengatakan sebanyak lima kapal perang dan satu helikopter TNI AL sedang melaksanakan operasi pencarian.
Kelima kapal tersebut meliputi KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI Diponegoro 365, KRI dr. Soeharso 990, KRI Pulau Rimau 724 dan Helly Panther.
KRI Rigel 933 yang merupakan kapal survei hydro oseanografi juga sedang menuju lokasi. Kapal ini memiliki kemampuan deteksi bawah air. Kapal ini juga yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu, seperti saat kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu.
KRI Rigel, menurut Mayjen TNI Achmad Riad, diperkirakan tiba di lokasi pada Jumat (23/04) pukul 11.00 WITA.
TNI juga telah menerima bantuan dari Singapura dan Malaysia.
Singapura akan mengutus kapal penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air. Kapal Swift Rescue ini diperkirakan tiba di lokasi pada Sabtu (24/04). Adapun Malaysia akan mengirimkan Kapal Rescue Mega Bakti yang diperkirakan tiba Senin (26/04).
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT, Basarnas dan P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) dengan menggunakan kapal Basarnas. (*)
Sumber : detik.com