KABAR duka datang dari dunia hiburan tanah air. Musisi jazz Indonesia Idang Rasjidi meninggal dunia, Sabtu (4/12/2021) kemarin. Idang Rasjidi meninggal di RS Azra Bogor pada pukul 23.35, dini hari.
Kabar duka tersebut disampaikan oleh putra Idang Rasjidi, Shadu Rasjidi, melalui akun Instagramnya.
“Innalillahi wa inailaihi rajiun, telah meninggal dunia Ayahanda kami tercinta Chaidar Idang Rasjidi, pukul 23.35 di RS Azra Bogor.“
Idang Rasjidi meninggal di usia 63 tahun lantaran mengidap beberapa penyakit (komplikasi).
Pada Sabtu (5/12/2021), Shadu Rasjidi sempat mengunggah soal operasi yang baru saja dijalani oleh ayahnya.
“Alhamdulillah, proses operasi tadi malam berjalan baik dan lancar. Insha Allah yang terbaik, yuk semangat beh.” tulis Shadu dalam postingan Instagramnya.
Pada Kamis (2/12/2021), beberapa hari sebelumnya, Idang Rasjidi dikabarkan harus menjalani tindakan amputasi. Menurut salah seorang kerabatnya, Jilly Likumahua, Idang mengalami komplikasi beberapa penyakit.
“Sakitnya banyak. Rupa-rupa warnanya. Jadi dia mengalami komplikasi. Masih banyak yang harus dilihat untuk diambil tindakannya,” kata Jilly dinukil dari Kompas.com, Kamis (2/12/2021).
Namun Jilly tidak mengungkapkan bagian tubuh Idang yang akan diamputasi.
Selama kariernya sebagai musisi, almarhum Idang Rasjidi dikenal sebagai salah satu pianis jazz terbaik Indonesia. Ia juga memiliki kemampuan menirukan bunyi berbagai alat musik seperti trompet dan trombone, juga perkusi.
Idang Rasjidi meninggal di usia 63 tahun lantaran mengidap beberapa penyakit (komplikasi).
Idang Rasjidi dan Komunitas Jazz Batam
KABAR duka tentang ‘kepergian’ Idang Rasjidi, juga disampaikan oleh para komunitas Jazz di kota Batam.
Almarhum Idang ternyata cukup dekat dengan para musisi dan pencinta musik jazz di kota ini.
Akun Instagram @BatamJazz misalnya, ikut membagikan kabar duka meninggalnya Idang Rasjidi melalui akun Instagram mereka.
“Innalillahi Wainnailaihi Ilaihi Roji’uun, turut berduka atas wafatnya kg Idang Rasjidi, salah seorang yang berjasa mengakrabkan Batam dengan jazz …”
Ikhwal Idang Rasjidi dan perannya dalam perkembangan musik jazz di kota Batam ini juga dibenarkan oleh salah seorang tokoh komunitas jazz di Batam, Hartoyo Sirkoen. Hartoyo yang mantan birokrat itu bercerita, Idang sempat beberapa kali latihan di studio miliknya, Toyo Studio, dalam upaya menggagas even jazz perdana di kota ini.
“Almarhum dekat dengan komunitas jazz di Batam. Beberapa kali latihan di studio untuk persiapan Asean Jazz Festival saat awal digelar,” kata Hartoyo.
Menurut pria ini, Idang adalah salah satu Pioneer yang ikut membumikan musik jazz di lokal kota Batam.
Asean Jazz Festival adalah sebuah even musik internasional yang dihelat di kota Batam sejak tahun 2007. Ajang ini menampilkan puluhan musisi jazz Indonesia dan mancanegara yang berkolaborasi memainkan berbagai genre musik jazz.
Seperti swing, funk, acid, fusion, hingga etnik.
Penyelenggaraannya sempat rutin digelar tiap tahun dan menjadikan Batam sebagai salah satu barometer musik jazz. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga internasional.
“Kalau Java Jazz Festival penonton harus bayar, ASEAN Jazz Festival ini gratis, jadi bisa dinikmati lebih banyak orang dan golongan,” kata Hartoyo mengenang.
Hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya penggemar musik jazz untuk berkunjung ke Batam. Walau kini vakum, Even yang digagas oleh Idang Rasjidi itu sempat membuat kota Batam begitu gemerlap di kalangan para musisi jazz tanah air dan dunia.
“Selamat jalan Idang Rasjidi”
(nes)