Khas
Jangan Asal Klik Pesan Spam!

DI zaman yang semakin digital ini, aliran pesan yang masuk ke piranti komunikasi pengguna bukan hal aneh lagi.
Ada jutaan bahkan mungkin miliaran aliran pesan setiap harinya.
Yang mungkin perlu dicermati mungkin aliran pesan atau SMS spam. Tak jarang berisi penipuan. Atau justru menyertakan link memungkinkan untuk kita klik.
Jangan asal mengklik tautannya karena bisa jadi berbahaya. Seperti yang kami lansir dari laman Suara.com, SMS yang dikirim dari nomor tidak dikenal bisa berisikan seperti ini :
SMS VERIFIKASI : Data KTP anda telah digunakan untuk pinjaman berikut ini : https://app.adjust.com/v165p63″
Jika kamu mengklik tautan tersebut, maka akan diarahkan ke website perusahaan Fintech dan segera memproses peminjaman dana yang tidak pernah kamu lakukan.
Melihat semakin marak dan membuat keresahan di tengah masyarakat, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan, pihak Direktorat Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika bersama Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyiapkan proses pemblokiran.
“Sekarang BRTI sedang menyiapkan proses untuk bisa dinlok. Pak Ramli (Direktorat Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika) dan BRTI sedang berbicara dengan Dukcapil karena implikasi database dari Dukcapil. Prosedur akan dibuat bagaimana pinalti yang harus membuat jera orang,” katanya.
Namun, Rudiantara menyadari bahwa program registrasi kartu prabayar memang tidak bisa menghapuskan sepenuhnya aksi SMS spam.
“SMS spam tidak mungkin hilang sama sekali, tapi setidaknya berkurang karena nomornya (pelaku) sudah bisa dikenali,” terangnya.

Ilustrasi
Sementara itu, Direktur Utama XL Axiata, Dian Siswarini dilansir dari Suara menegaskan bahwa pihaknya selaku operator, keamanan data pribadi pelanggan menjadi prioritas utama bagi perusahaan.
“Buat kami, itu (data pribadi pelanggan) menjadi top list ya. Jadi kami tidak akan membagikannya ke pihak ketiga,” tegasnya.
Seperti diketahui, masyarakat Indonesia pengguna layanan kartu prabayar diwajibkan melakukan registrasi. Dimana tujuannya adalah mengurangi berbagai tindak kejahatan menggunakan kartu SIM, termasuk SMS spam atau penipuan.
Pencurian Data Pribadi
Bukan hanya SMS. Masifnya penggunaan WhatsApp juga bisa disalahgunakan oleh penjahat siber.
Salah satunya dengan menyebarkan pesan spam.
Meski pesan berisi tautan dengan iming-iming hadiah sudah pasti bohong belaka, masih banyak pengguna WhatsApp yang tertipu akan hal ini.

Ilustrasi : © ist.
Menurut Pakar Keamanan Siber dan Kriptografi di laman Liputan6, Pratama Persadha, modus spammelalui pesan singkat seperti WhatsApp memang sudah ada sejak lama dan modelnya pun beragam.
“Ada yang menyebarkan spam chat dengan iming-iming hadiah, ada juga yang menaruh situs palsu untuk tujuan phishing. Tetapi intinya tetap sama, yaitu pelaku mengincar keuntungan secara ekonomi dengan menipu korbannya,” kata Pratama di laman Liputan6 beberapa waktu lalu.
Pratama menyebutkan, penjahat siber mengirimkan pesan meyakinkan bagi masyarakat. Penerima pesan yang belum teredukasi adalah pihak yang paling rentan terhadap penipuan siber semacam ini.
Mereka pun akan tergiur dan rentan menjadi korban. Apalagi jika pesan-pesan spam tersebut berisikan link atau tautan berbahaya.
“Tautan ini dibuat menyerupai aslinya, baik dari nama situs ataupun tampilannya. Padahal, bisa saja pada situs tersebut sudah dipasang malware, jadi perangkat pengguna akan langsung terinfeksi jika membuka situs tersebut,” kata Pratama.
Tak main-main, risiko yang ditimbulkan saat seseorang mengeklik tautan itu cukup fatal, yakni informasi pribadi pengguna bisa langsung terekspos.
Selain itu, ada modus lain yang mungkin digunakan untuk menipu masyarakat, misalnya dengan akun palsu.
“Akun-akun ini menjalankan aksinya dengan metode social engineering, yaitu dengan berkomunikasi dengan korbannya. Pengguna diyakinkan bahwa ia telah memenangkan hadiah tertentu, tetapi syaratnya pengguna harus mengirimkan sejumlah uang terlebih dahulu. Ini jelas adalah modus penipuan,” jelasnya.
Pencegahan
Lalu, apa yang harus dilakukan pengguna aplikasi jika mendapatkan pesan spam?
“Yang paling dasar adalah, jangan langsung percaya dengan pesan yang diterima yang menyebutkan bahwa pengguna memenangkan hadiah tertentu. Sebaiknya diabaikan saja,” ujarnya.
Ia mengingatkan kepada seluruh pengguna aplikasi chatting bahwa ada ribuan situs phishing yang mengancam pengguna internet. Hal ini sebenarnya bisa dicegah apabila pengguna selalu waspada.

Ilustrasi : © ist.
“Pastikan URL atau alamat situs yang akan dituju benar dan bukan situs palsu yang dibuat menyerupai aslinya. Selain itu jangan sembarang membuka tautan yang pada akhirnya mewajibkan pengguna untuk memasukkan email dan password, itu yang berbahaya,” ungkap Pratama.
(*)