JODOH menjadi salah satu lokasi yang tingkat kehilangan airnya cukup tinggi di Batam mencapai 26 persen, sehingga menjadikan Jodoh lokasi paling rawan di Batam. Penyebabnya karena banyak ditemukan sambungan air ilegal.
Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Badan Usaha (BU) Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Batam melakukan penindakan terhadap sambungan air ilegal di Jodoh, Selasa (21/3/2023). Dalam prosesnya, BP Batam juga membawa aparat penegak hukum.
“Tiga hari terakhir tim sudah menelusuri sejumlah titik. Penindakan kali ini merupakan operasi gabungan dan ditemukan sejumlah sambungan ilegal. Sambungan ini sudah pernah beberapa kali diputus, tapi disambung lagi oleh oknum yang tak bertanggungjawab,” kata Direktur BU SPAM Batam, Denny Tondano.
BP Batam menaruh perhatian serius terhadap polemik ini yang mengakibatkan kurangnya suplai air ke masyarakat. Sehingga pihaknya pun akan terus berupaya untuk menekan angka kebocoran atau kehilangan air dengan penindakan lanjutan di seluruh titik yang telah dipetakan.
Untuk tahap awal, SPAM Batam bersama aparat penegak hukum akan melakukan langkah persuasif ke masyarakat yang menggunakan sambungan ilegal.
“Minggu depan, kita bakal mengambil langkah hukum jika masih ditemukan illegal connection. Ini sebagai efek jera, mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, air yang dialirkan ke masyarakat bisa kembali normal dan mengalir kencang,” tambahnya.
Dalam pemetaan yang dilakukan SPAM Batam terkait kebocoran atau tingkat kehilangan air, Kawasan Nagoya dan Jodoh menjadi areal paling rawan.
Hal ini pun mendatangkan kerugian yang cukup signifikan. Meski sebetulnya, tingkat kehilangan air hampir merata di tiap kecamatan.
“Tingkat kehilangan air di tiap kecamatan angkanya hampir merata. Biasanya tergantung elevasi atau ketinggian suatu tempat dan jalur pipa yang ada. Semoga denga adanya penindakan ini bisa menambah aliran air ke masyarakat. Jadi secara bertahap bisa diatasi kebocoran yang ada,” pungkasnya.
Dari catatan yang ada, angka kehilangan air di wilayah kerja SPAM Batam sekitar 18 persen. Dengan total kehilangan hampir 500 liter per detik (lpd).
Untuk kawasan Jodoh, tingkat kehilangan air pun mencapai 26 persen dan menjadi titik paling rawan dibandingkan daerah lain.
“Di Jodoh ini persentase kehilangannya cukup signifikan,” ujar Manager Komersial Unit Usaha SPAM Hilir, Misyar Yunanto, di lokasi penindakan.
Sementara, salah seorang pedagang di lokasi penindakan mengaku tak mengetahui detail terkait aturan sambungan air yang digunakan.
Pedagang tersebut mengaku, dirinya tak tahu menahu tindakan yang dilakukannya dapat merugikan banyak orang.
“Kami juga baru nyambung. Ada orang nawarkan, jadi kami ikut saja,” ujarnya (leo).