SEJAK pandemi Covid-19 membuat gaya hidup sebagian orang berubah, termasuk warga Kota Bayam. Belanja atau membeli sejumlah kebutuhan dilakukan secara online.
Termasuk juga membeli komoditas pangsn, seperti sayur mayur, cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, bumbu basah, telur, daging ayam, telur, ikan, sayuran impor, santan, Frozen Food dan lain sebagainya.
Dengan memanfaatkan media online, sejumlah pedagang sembako di Batam mengaku omzetnya meningkat. Bahkan bisa mencapai Rp 15 juta per hari.
Seperti diungkapkan Mimi, pedagang sembako di Pasar Botania 2 Kota Batam. Dia mengatakan selain berjualan secara langsung di pasar, ia juga berjualan komoditas bahan pangan melalui Facebook, WhatsApp hingga Instagram.
Ia menjelaskan hal tersebut telah dilakukan olehnya sejak pandemi Covid-19 melanda Kota Batam dan menyebabkan daya beli masyarakat secara langsung ke pasar menurun.
“Sehari bisa 40 hingga 60 orang konsumen yang belanja di tempat saya. Biasanya saya bisa dapat sekitar Rp 15 juta-Rp 16 juta per harinya. Kalau cuma jualan lewat offline aja, yang di pasar saja, sekitar Rp 5 juta lebih,” kata Mimi, dikutip dari Antara, Jumat (30/6/2023).
Mimi mengaku tidak menyangka bahwa metode jualan tersebut tetap dapat dilanjutkan hingga saat ini, dan hasilnya justru lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan hasil lapaknya di pasar.
Menurut Mimi, konsumen daringnya tidak hanya dari kalangan ibu rumah tangga, tetapi juga dari restoran, kafe, hingga hotel.
“Konsumen biasanya pesan lewat chat WhatsApp. Untuk pengantaran wilayah sekitaran pasar, wilayah Batam Center free ongkir, tapi harus mengikuti rute kurir kami. Tetapi, kalau urgent bisa kami kirim lewat Grab ataupun GoSend,” tuturnya.
Mimi menjual beragam komoditas bahan pokok, seperti daging ayam, cabai merah, cabai hijau, sayur mayur, bawang, puting, bawang merah, ikan, frozen food, telur, dan bumbu-bumbu dapur lainnya.
Ia menambahkan, setiap hari dirinya juga rutin menginformasikan harga-harga komoditas bahan pangan kepada konsumen melalui platform digital.
“Bisa order ke nomor WhatsApp Sahabat Dapur 082173128533. Pembayarannya bisa menggunakan QRIS, COD, dan transfer. Bahkan kami pernah dapat penghargaan terbaik se-Batam Customers Choice dari Grab Mart,” kata Mimi.
Sementara itu, pedagang sembako lainnya, Yanto mengaku saat ini lebih banyak pelanggannya yang berbelanja secara daring. Hal itu dikarenakan pelanggannya sudah mulai terbiasa dengan layanan belanja daring yang ditawarkan oleh Yanto.
Ia menambahkan, omzetnya dalam sehari dapat mencapai sekitar Rp 16 juta hingga Rp 17 juta dengan penjualan secara daring.
“Biasanya saya juga menawarkan belanja online melalui grup WhatsApp di lingkungan tempat tinggal saya. Lumayan juga, tetangga-tetangga sekitar yang pesan dan belanja lewat WhatsApp,” kata Yanto.
Meskipun pada awal pandemi membuatnya merasa terpuruk akibat kurangnya minat masyarakat berbelanja ke pasar. Namun dengan melakukan penjualan secara daring dan mengikuti perkembangan digital saat ini, membuatnya terus meningkatkan inovasi dalam berjualan bahan sembako.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, menyebutkan belanja online adalah salah satu upaya Pemko Batam untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Melalui aplikasi Pasar Mama, semua kebutuhan bahan pangan tersedia, seperti aneka buah-buahan, bumbu, susu, sabun, minuman, sayuran, daging, beras, minyak, gula, dan bahan pokok lainnya.
“Pemko Batam melakukan terobosan pertama yakni Pasar TPID Kota Batam. Kedua karena ada instruksi di rumah saja, jadwal operasional pasar dikurangi. Kami menyiapkan aplikasi Pasar Mama yang bisa didownload di PlayStore dan AppStore,” ujar Gustian.
(*/ade)