PARA Jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Batam menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Batam, Jumat (23/8/2024) malam kemarin. Mereka ikut menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan bersama anak bangsa. Aksi damai diikuti sejumlah jurnalis baik cetak, elektronik dan online.
Dalam aksi damai tersebut, para jurnalis membawa poster berisi orasi dengan tanda pagar #kawalputusanmk, #tolakpemiluakal-akalan. Para jurnalis duduk di trotoar sambil memegang poster orasi, dan membakar sejumlah lilin yang ditaruh berjejer di atas trotoar.
Selain berorasi, para jurnalis bergantian tampil membacakan puisi tentang perlawanan dan perjuangan demokrasi.
“Aksi ini sebagai bentuk solidaritas dan inisiatif AJI Batam terhadap perjuangan kawan-kawan mahasiswa dan elemen masyarakat menolak disahkannya RUU Pilkada,” sebut Ketua Bidang Advokasi AJI Batam Alamuddin.
Alamuddin menyebut, meskipun pengesahan RUU Pilkada ditunda, ada kekhawatiran akan disahkan dalam waktu dekat. Untuk itu, lanjut dia, AJI Batam khususnya, AJI Indonesia dan Jakarta umumnya akan mengawal agar perjuangan menolak pengesahan RUU Pilkada tetap berjalan.
“Walaupun DPR RI sudah menyatakan sikap RUU tidak disahkan dalam waktu dekan. Tapi kami khawatir nantinya akan disahkan. AJI akan berkonsolidasi dengan warga dan elemen lainnya mengawal perjuangan demokrasi ini,” kata Alam.
Adapun lilin-lilin yang dibakar dalam aksi ini, kata dia, sebagai simbol belasungkawa terhadap kondisi demokrasi saat ini.
Dalam aksi tersebut, AJI Batam juga berharap aparat kepolisian dalam melakukan pengamanan tidak melakukan kekerasan terhadap pendemo, terutama jurnalis.
“Karena beberapa daerah terjadi tindakan represif kepolisian terhadap pendemo,” katanya.
Terpisah Kapolresta Barelang Kombes Pol. Heribertus Ompusunggu memberikan arahan kepada jajarannya untuk melakukan pengamanan dengan humanis, pendekatan yang persuasif tetapi tetap tegas.
Aparat kepolisian juga diminta melakukan pengamanan sesuai SOP yang ada, memahami tugas sebagai apa, dan menggunakan perlengkapan apa saja.
Memberikan imbauan massa untuk tetap tertib, mengatur arus lalu lintas untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif.
“Semua satu komando, tidak ada yang melakukan tindakan masing-masing dan hadapi pendemo dengan senyuman, jangan mudah terpancing emosi,” katanya.
Polresta Barelang mengawal pelaksanaan unjuk rasa oleh mahasiswa untuk kedaulatan rakyat (AMUKRA) di kantor DPRD siang tadi.
(dha/antara)