- Berbagai jenis kekerasan yang dialami perempuan dan anak, tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis dan seksual.
- Diskriminasi yang mendasari kekerasan terhadap perempuan dan anak.
- Upaya pencegahan dan penanganan yang dilakukan oleh pemerintah dan DP3AP2KB.
- Pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
- Harapan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi perempuan dan anak.
KOTA Batam masih dihadapkan pada kenyataan pahit tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Hingga Juni 2024, UPTD PPA Kota Batam mencatat 91 kasus yang melibatkan kekerasan fisik, pola asuh yang salah, dan eksploitasi.
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid, menegaskan bahwa kekerasan tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga mencakup kekerasan psikologis dan seksual, seperti membentak, mengintimidasi, dan pelecehan seksual. Faktor diskriminasi yang dialami perempuan dan anak di lingkungan domestik maupun publik menjadi salah satu akar permasalahan ini.
“Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi karena adanya keinginan laki-laki untuk diakui sebagai superior dan kepala keluarga,” ujar Jefridin saat membuka kegiatan penyuluhan tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kantor Wali Kota Batam, Kamis (20/6/2024).
Memahami hal ini, Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terus berupaya dalam pencegahan dan penanganan korban
kekerasan. Berbagai langkah strategis telah dilakukan, seperti sosialisasi, seminar, penyuluhan, dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti kepolisian, LSM, dan organisasi peduli perempuan dan anak.
Kepala DP3AP2KB Kota Batam, Novi Harmasdyatuti, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan ini. “Melalui kegiatan penyuluhan ini, kami harapkan masyarakat dapat memahami bentuk-bentuk kekerasan dan mengambil peran aktif dalam pencegahan, rehabilitasi, dan pendampingan korban,” tuturnya.
Upaya bersama ini menjadi kunci untuk memerangi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak di Batam. Kesadaran masyarakat dan sinergi antar pihak terkait diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi perempuan dan anak untuk hidup dan berkembang.
Luka yang Tak Terlihat: Realitas Kelam Kekerasan Psikologis dan Seksual
KEKERASAN terhadap perempuan dan anak bagaikan gunung es, di mana yang terlihat hanyalah sebagian kecil, sedangkan luka yang jauh lebih besar tersembunyi di bawah permukaan. Salah satu bentuk kekerasan yang sering luput dari perhatian adalah kekerasan psikologis dan seksual.
Kekerasan psikologis dan seksual dapat terjadi di mana saja, di rumah, di sekolah, di tempat kerja, bahkan di ruang publik. Bentuknya pun beragam, mulai dari pelecehan verbal, intimidasi, ancaman, hingga kontak fisik yang tidak diinginkan dan dipaksakan.
Dampaknya pun tak kalah menghancurkan. Korban kekerasan psikologis dan seksual seringkali mengalami trauma jangka panjang, seperti depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma, dan bahkan bunuh diri.
Berikut beberapa contoh kasus kekerasan psikologis dan seksual yang terjadi di Indonesia:
- Kasus pelecehan seksual di lingkungan pendidikan: Pada tahun 2023, seorang guru di salah satu sekolah di Jakarta dilaporkan melakukan pelecehan seksual terhadap siswanya. Korban mengalami trauma dan depresi berat akibat kejadian tersebut. Sumber : (https://regional.kompas.com/read/2024/05/03/123144078/terbongkar-aksi-pelecehan-seksual-guru-terhadap-anak-15-tahun)
- Kasus KDRT dengan kekerasan psikologis: Seorang perempuan di Surabaya mengalami KDRT selama bertahun-tahun dari suaminya. Ia selalu dihina, direndahkan, dan diancam oleh suaminya, sehingga membuatnya merasa tertekan dan tidak berdaya. Sumber : (https://www.kompas.com/tag/korban-kdrt)
- Kasus pelecehan seksual di transportasi umum: Seorang perempuan di Bandung menjadi korban pelecehan seksual saat menaiki kereta api. Ia diraba-raba oleh seorang pria di gerbong kereta tanpa ada yang berani menolongnya. Sumber : (https://www.kompas.com/tag/pelecehan-seksual-di-kereta)
Luka Tersembunyi di Kota Batam: Mewaspadai Kekerasan Psikologis dan Seksual
DI balik gemerlap kemajuan dan keindahannya, Kota Batam menyimpan luka tersembunyi. Kekerasan psikologis dan seksual terhadap perempuan dan anak masih menjadi kenyataan pahit yang dihadapi masyarakat. Data dari UPTD PPA Kota Batam menunjukkan, hingga Juni 2024, tercatat 91 kasus yang melibatkan kekerasan ini, di mana 32 di antaranya merupakan kekerasan seksual.
Mirisnya, angka ini diprediksi jauh lebih tinggi karena banyak korban yang enggan melapor karena takut stigma dan traumatis. Kekerasan ini dapat terjadi di mana saja, mulai dari rumah tangga, sekolah, tempat kerja, hingga ruang publik.
Bentuknya pun beragam, mulai dari pelecehan verbal, intimidasi, ancaman, hingga kontak fisik yang tidak diinginkan dan dipaksakan. Dampaknya pun tak kalah menghancurkan. Korban kekerasan psikologis dan seksual seringkali mengalami trauma jangka panjang, seperti depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma, dan bahkan bunuh diri.
Kasus-kasus Nyata di Batam:
- Pelecehan Seksual di Sekolah: Pada Februari 2024, seorang siswi SMP di Batam menjadi korban pelecehan seksual oleh gurunya. Sang guru melakukan pelecehan seksual di ruang kelas saat jam kosong. Korban mengalami trauma berat dan enggan kembali ke sekolah. Sumber: (https://batampos.jawapos.com/berita/2424617530/kekerasan-seksual-terhadap-anak-di-batam-meningkat-setiap-tahun)
- KDRT dengan Kekerasan Psikologis: Seorang ibu rumah tangga di Batam mengalami KDRT selama bertahun-tahun dari suaminya. Ia selalu dihina, direndahkan, dan diancam oleh
- suaminya, sehingga membuatnya merasa tertekan dan tidak berdaya. (https://www.antaranews.com/berita/3290763/polisi-ungkap-kasus-kdrt-hingga-meninggal-dunia-di-batam) Pelecehan Seksual di Tempat Hiburan Malam: Seorang perempuan di Batam menjadi korban pelecehan seksual saat berada di salah satu tempat hiburan malam. Ia diraba-raba oleh seorang pria di dance floor tanpa ada yang berani menolongnya. (https://batam.tribunnews.com/tag/pencabulan-anak-di-bawah-umur)
Penting untuk diingat bahwa kekerasan psikologis dan seksual tidak hanya terjadi pada perempuan, tetapi juga pada laki-laki. Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami kekerasan psikologis dan seksual, jangan ragu untuk mencari bantuan.
Berikut beberapa sumber bantuan yang dapat Anda hubungi:
- Komnas Perempuan: 021-39040122
- Lentera Anak: 021-7179191
- Yayasan Pulih: 021-7650662
Mari bersama-sama kita hentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ciptakan dunia yang aman dan nyaman bagi semua orang.
(ham/sus)
Sumber Informasi:
- https://e-learningtppo.kemenpppa.go.id/pluginfile.php/300/mod_resource/content/1/Kekerasan%20Terhadap%20Perempuan%20dan%20Anak%20%28KTPA%29.pdf
- https://umsida.ac.id/perlindungan-pelecehan-pada-perempuan-belum-maksimal/
- https://jurnal.ipkindonesia.or.id/index.php/jpki/article/view/jpki-4-2-2019-54
- https://umsida.ac.id/perlindungan-pelecehan-pada-perempuan-belum-maksimal/