- Krisis armada: kondisi armada sampah di Batam sangat memprihatinkan dan membutuhkan penggantian segera.
- Inefisiensi anggaran: mengapa anggaran retribusi sampah yang besar tidak optimal digunakan untuk mengatasi masalah sampah?
- Dampak pada masyarakat: kondisi armada yang buruk berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat.
PENJABAT (Pj) Wali Kota Batam, Andi Agung, mengungkap kondisi memprihatinkan armada pengangkut sampah di Kota Batam. Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukannya, terungkap bahwa hanya 20% dari total 140 armada yang masih layak beroperasi. Sisanya, kata Andi, sudah terlalu tua dan rusak parah sehingga membutuhkan penggantian total.
“Kondisi armada sampah kita sangat memprihatinkan. Banyak yang sudah bolong-bolong dan harus dilas. Ini sangat tidak efisien dan membahayakan petugas,” ujar Andi.
Menurut Andi, kondisi armada yang buruk ini berdampak langsung pada kualitas pelayanan pengangkutan sampah. Akibatnya, masyarakat sering mengeluhkan penumpukan sampah dan bau tidak sedap.
“Masyarakat sudah membayar retribusi sampah, tapi pelayanan yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan,” tambah Andi.
Lebih lanjut, Andi mengungkapkan bahwa anggaran retribusi sampah Kota Batam mencapai Rp 38 miliar per tahun. Angka ini, menurutnya, seharusnya cukup untuk memelihara dan mengganti armada yang rusak.
“Saya heran kenapa dengan anggaran sebesar itu, masalah sampah masih belum teratasi dengan baik. Seharusnya, anggaran ini bisa digunakan untuk membeli armada baru dan meningkatkan kualitas pelayanan,” tegas Andi.
Selain masalah armada, Andi juga menyoroti kurangnya fasilitas Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai. Ia menilai, TPS yang ada saat ini tidak strategis dan sulit dijangkau oleh truk sampah.
“TPS yang ada saat ini seringkali penuh dan tidak terawat. Ini menyebabkan sampah menumpuk di pinggir jalan dan menimbulkan masalah lingkungan,” kata Andi.
Menanggapi temuan tersebut, Andi berjanji akan segera membahas masalah ini dengan DPRD Batam. Ia berharap, DPRD dapat mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pengadaan armada sampah baru pada APBD murni 2025.
“Saya akan mendorong agar DPRD Batam memprioritaskan pengadaan armada sampah baru. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat Batam,” pungkas Andi.
Dampak Armada Sampah yang Tak Layak di Batam
MASALAH armada sampah yang tidak layak pakai di Batam, bukan hanya sekadar masalah teknis. Namun berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kondisi armada yang buruk secara langsung mempengaruhi efisiensi pengangkutan sampah, kualitas lingkungan, hingga kesehatan masyarakat.
Penumpukan Sampah:
- Frekuensi pengangkutan berkurang: Armada yang rusak sering mengalami kerusakan di tengah jalan, sehingga frekuensi pengangkutan sampah menjadi tidak teratur.
- Kapasitas angkut terbatas: Armada yang tua dan kecil membuat kapasitas angkut terbatas, sehingga sampah menumpuk di TPS atau bahkan di pinggir jalan.
Pencemaran Lingkungan:
- Pencemaran air dan tanah: Sampah yang menumpuk dapat mencemari air tanah dan permukaan, serta menyebabkan bau tidak sedap.
- Perkembangbiakan vektor penyakit: Tumpukan sampah menjadi tempat berkembang biak nyamuk, lalat, dan tikus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Dampak Kesehatan:
- Penyakit menular: Penumpukan sampah dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, demam berdarah, dan leptospirosis.
- Gangguan pernapasan: Bau busuk dari sampah dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan iritasi pada mata dan kulit.
Estetika Kota:
- Penampilan kota kumuh: Tumpukan sampah di berbagai sudut kota membuat tampilan kota menjadi kumuh dan tidak sedap dipandang.
- Menurunkan nilai properti: Lingkungan yang kotor dapat menurunkan nilai properti di sekitar lokasi penumpukan sampah.
(sus/ham)